Lihat ke Halaman Asli

Hamdanul Fain

Antropologi dan Biologi

Puisi | Kenangan Secangkir Kopi bersama Nenek

Diperbarui: 2 Oktober 2019   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay.com

Kurasakan manis senyummu di dalam secangkir kopi hangat
Terbayang wajahmu ketika menyalakan perapian
Tungku dari bata dan kayu bakar di dapur berdinding anyaman bambu
Panci-panci tergantung di antara jelaga bekas pembakaran
Aroma air dimasak kayu bakar itulah bau harum yang selalu kuingat tentangmu

Kopi dan serabi
Selalu kau hidangkan setelah pulang dari surau di pagi buta
Mengunyah serabi tanpa ditemani seduhan kopi hangat bagaikan hidup tanpa wanita ucapmu
Aduhai, gigi yang cokelat karena mengunyah racikan daun sirih, kapur, buah pinang dan sedikit tembakau membuat senyummu tampak lucu

Selalu kuingat kau tak pernah mau menyeduh kopi kalau bukan buatan sendiri
Masih tersimpan penggoreng dan penumbuk kayu milikmu
Lebih tua dari usiamu itulah yang selalu kau ceritakan menjelang tidurku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline