Penulis mengambil judul dilema tentang tepat sasaran dalam pembagian sembako di musim covid-19 adalah ingin berusaha meluruskan pengertian yang sesungguhnya arti tepat sasaran, dimana semua yang membagikan sembako mengatakan awas harus tepat sasaran dan ketika ditanyakan katanya harus ke orang miskin yang datanya biasanya sudah ada sebelumnya.
Padahal pengertian tepat sasaran dalam pembagian zakat misalnya seperti yang sudah berjalan selama ini sangat sudah sangat mendekati tepat sasaran, tetapi sangat berbeda tepat sasaran dalam pembagian sembako di kasus covid-19 karena yang disebut miskin saat keadaan dilangsungkan pembatasan kegiatan akibat covid=19 ini imbasnya bukan hanya orang miskin tetapi kepada semua yang mempunyai kerjaan dibayar harian seperti tukang ojek, buruh harian bahkan pekerja seni atau pemain film yang dibayar harian imbasnya sama karena mereka dilarang melakukan aktifitas sementara gak ada yang membayar atau menggaji.
Semoga kepada yang mempunyai pikiran bahwa pemberian bantuan hanya kepada orang miskin saja disaat keadaan sekarang ini penulis berpendapat itu tidak tepat . Penulis sempat merasa prihatin mendapat pengaduan dari beberapa pekerja harian yang tidak mendapatkan bantuan dengan alasan bukan orang miskin dan tidak ada data di RT dan RW padahal kenyataannya mereka boleh dibilang lebih sengsara, semoga lewat tulisan ini paling tidak sedikit ada perubahan dalam hal pengertian tepat sasaran saat kondisi musim covid-19 ini. Semoga tulisan ini bermanfaat dan ditunggu komentarnya.Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H