Lihat ke Halaman Asli

Hamdani Mulya

Penulis dan Guru SMAN 1 Lhokseumawe, Provinsi Aceh

Puisi Bertema Tsunami Aceh

Diperbarui: 2 November 2024   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

DERAI AIR MATA SEORANG IBU
           Karya Hamdani Mulya

Anakku air mata ibu berderai
dari tengah lautan hingga ke muara sungai
tumpah rintik belum berhenti
sejak tsunami hingga akhir zaman nanti

Anakku sayang!
Walau engkau tak pernah kembali direnggut tsunami
namamu abadi Ibu simpan dalam sanubari
sampai hari kiamat nanti

Wahai anakku Ibu menunggumu
memungut kasih dan rindu
engkau anak yang kukasihi
walau di dunia kita tak bersama lagi

Cinta Ibu padamu anakku
tak lekang dimakan waktu
ketika senja kala dunia sudah berubah
Sayang Ibu padamu anakku
tak pernah pudar digerus zaman

Masih seperti saat Ibu merawatmu
ketika bayi hingga engkau pergi di jemput tsunami
Anakku namamu selalu Ibu sebut dalam doa
juga Ibu simpan dalam kenangan
hingga akhir zaman nanti

Sumbok Rayeuk, Aceh Utara, 10 Juli 2024

DUKAMU DALAM JENDELA JIWAKU
         Karya Hamdani Mulya

Derai air bening membuncah
mengiringi kepergian syuhada tsunami
26 Desember 2004 duka lara datang
membawa air mata di bumi Aceh

Air laut laut air mata
merenggut sanak keluarga
Bapak, Ibu, keponakan, menghilang ditelan bencana
Pasang gelombang itu datang tanpa berkabar
meluluhkan segenap jiwa raga

Tsunami itu
sebagai kiriman surat dari Tuhan-mu
Surat yang tak tertulis
namun terbaca pada tanda-tanda
Allah Yang Maha Kuasa
mengajarkanmu untuk kembali pada-Nya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline