Lihat ke Halaman Asli

"Hari Bela Negara", Gen Milenial dan Distorsi Nilai Kebangsaan

Diperbarui: 19 Desember 2018   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Jangan Sekali kali Melupakan Sejarah" Soekrano.

Tanggal 19 Desember merupaka hari penting bagi perjalanan bangsa dan negara Republik Indonesia. Sejarah bangsa mencatat peristiwa yang terjadi 19 Desember 1948 di mana Belanda melancarkan serangan meliternya ke Ibu kota Yogyakarta. 

Peristiwa tersebut dikenal dengan Agresi Meliter II. Pada peristiwa tersebut sejumlah pemimpin bangsa di tawan oleh Belanda termasuk presiden Soekarno dan wakil presiden Moh.Hatta. 

Penawanan terhadap pemimpin bangsa Indonesia, Belanda menyiarkan kepada Publik dunia bahwa Negara Republik Indonesia telah bubar. Belanda mengira bahwa kendali bangsa indonesia kembali kepada kekuasaan sang Ratu di Ansterdam sana.

Peristiwa penyerangan ibukota negara dan penawanan terhadap pucuk pimpinan bangsa tidak melemahkan perjuangan bangsa Indonesia untuk terus berjuang atas kemerdekaan yang diproklamirkan tahun 1945. 

Nun jauh di pedalaman Sumatera, pemimpinan bangsa yang tidak tertangkap melakukan perlawanan dengan membentuk sebuah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang diketuai oleh Menteri Kemakmuran Mr.Syafrudin Prawira Negara. Pergerakan PDRI secara bergerlirya dan menyuarakan ke publik mdunia bahwa Negara Republik Indonesia masih ada dan terus berjuang melawan Agresi Belanda pada akhirnya memaksa Belanda ke meja perundingan. 

Gerak perjuangan PDRI telah menyelamatkan Negara Republik Indonesia dari kehancuran dan memberi jalan panjang sejarah bagi bangsa yang bernama Indonesia. Untuk mengenang peristiwa heroik perjuangan anak bangsa dimasa masa kritis tersebut dan untuk mengingatkan anak bangsa terhadap nilai nilai kebangsaan dan tujuan Negara Rebulik Indonesia, pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 2006 menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara melalui Kepres no 28 tahun 2006.

Nilai Kebangsaan dan Gen milenial
Peristiwa 19 desember 1948 telah lama berlau, perjalanan Bangsa dan negara Republik Indonesia terus bergulir di altar sejarahnya. Generasi sekarang yang dikenal dengan sebutan generasi milenial terus tumbuh dan berkembang dengan segala kreatifitas dan kehidupan teknologinya. 

Pesat dan cepatnya perkembangan teknologi mempengaruhi cara berfikir dan bertindak generasi milenial dalam kehidupan pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara.

Sekat sekat kebangsaan dan negara telah mengalami pergeseran. Perkembangan teknologi membentuk sebuah paradigma baru bagi identitas generasi milenial. 

Identitas kebangsaaan dan kenegaraan mulai memudar. Identitas universal sebagai penduduk dunia begitu menguat dan berpengaruh dalam setiap pola fikir, pola tindak generasi milineal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline