Lihat ke Halaman Asli

Hamdani Lubis

Mahasiswa

Nurcholis Agi, Mengelola Sampah Menjadi Rupiah

Diperbarui: 6 Juli 2022   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mal Rongsok dan Wisata Rongsok adalah sebuah toko yang berada di Depok, menjual barang-barang bekas. Membangun usaha ini dari tahun 2010. Perbedaan antara Mal Rongsok dan Wisata Rongsok adalah kalau di Mal Rongsok, hanya menjual barang-barang bekas saja. Sedangkan Wisata Rongsok, bukan hanya menjual barang bekas, tapi juga menyediakan jual beli tanaman bekas, dan cafe untuk bersantai.

Siapa pemilik mall rongsok ini? Pertanyaan semacam ini masih kerap mencuat di kalangan masyarakat depok terkait perusahaan pengelola  limbah.

Nurcholis Agi adalah pengusaha Indonesia yang kerap dikenal sebagai bos rongsok. Pria yang lahir di Banyuwangi dan dibesarkan di Depok ini menceritakan pengalaman masa kecilnya. Di usia yang masih belia, ia sudah membantu orang tuanya mencari nafkah dengan cara mencari barang bekas untuk dijual.

Kehidupan Nurcholis Agi jauh dari kata mewah. Keluarganya hidup sederhana di perkampungan Depok. Bagi Nurcholish saat itu, makan dengan tahu dan tempe saja sudah hal yang mewah.

Cholis memilih menggeluti bisnis rongsokan setelah melihat peluang usaha yang gagal dilihat oleh pengusaha lain. Ditambah, mengikuti kata hatinya untuk melanjutkan hobi mengumpulkan barang bekas sejak kecil.

Jiwa bisnis memang sudah menjadi bagian dari hidup Cholis. Sebelum mendirikan mal rongsok, suami dari Sulistyaningsih ini telah jatuh bangun mengelola berbagai macam usaha. "Total saya sudah pernah mencoba 29 jenis usaha," kisahnya.

Mall Rongsok sudah menjadi sebuah bisnis UKM yang cukup kreatif. Di tengah semakin banyaknya barang tidak terpakai, Nurcholis menyulapnya menjadi benda yang bisa kembali digunakan. Ya, Menurut pendapatnya, barang-barang bekas yang ada di Mall tersebut berasal dari lelang barang, bekas bongkaran kantor hingga kerjasama dengan pengepul barang.

Dengan digitalisasi UMKM, usaha Cholis mengalami kemajuan, seperti dalam hal kepraktisan bertransaksi. Apalagi saat pemberlakuan PPKM yang membatasi pergerakan masyarakat. "Pembeli enggan berkunjung langsung dan merasa lebih aman bertransaksi menggunakan aplikasi dari rumah," kata Cholis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline