Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Merenungkan Keluh Kesah Orang Susah

Diperbarui: 9 Januari 2025   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Orang Susah (Sumber: FREEPIK via Kompas.com)

Memang, sebagai manusia, kita lebih condong mengandalkan panca indra. 

Paras wajah dan postur tubuh, status ekonomi (kaya atau miskin), jumlah properti (tanah, rumah, apartemen, dan lain sebagainya), profesi (pengusaha, pegawai, guru, dan lain-lain), kesemuanya bersifat fisik, yang kasat mata, dan menjadi parameter "bernilainya" sang insan di benak kebanyakan warga.

Faktor-faktor yang "tak kelihatan secara langsung" seperti karakter, kepribadian seseorang, seperti dikesampingkan, apalagi di negeri +62 yang terkesan abai dengan pendidikan.

Yudha (nama samaran), untuk kesekian kalinya, setelah dua artikel sebelumnya (artikel pertama di sini dan artikel kedua di sini) yang membahas tentang dia dan keluarga, hadir kembali dalam artikel ini. Dia mengeluhkan tentang perlakuan saudara-saudaranya terhadap keberadaan dirinya.

"Sedari kecil, aku seperti tidak pernah 'ada'. Saat aku berbicara, mereka selalu memotong sebelum aku menyelesaikan bicaraku."

"Aku juga tidak pernah berprestasi selama bersekolah. Biasa saja. Apakah itu juga yang menyebabkan mereka memandang remeh akan kemampuanku?"

"Saat kuliah, lebih parah lagi. Aku dianggap tidak tahu diri oleh ibuku. Apakah salah kalau aku ingin indekos saja?"

"Aku dianggap tidak mau bantu-bantu bersihkan rumah kontrakan. Sebenarnya bukan aku tidak mau, tapi mereka, Eli dan Susan, seenaknya saja menempel jadwal bersih-bersih selama seminggu tanpa mendiskusikan tugas-tugas tersebut denganku."

"Aku merasa mereka tidak menghargai pendapatku. Mungkin mereka berpikir, aku harus menurut apa kata mereka."

"Ibuku bilang kalau tidak ada uang untuk bayar indekos. Aku mengerti, tapi kan bisa bilang yang baik. Bukan malah marah-marah begitu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline