Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Menggali Kekuatan Novel "Imung: Sepasang Korban Itu Pernah Bertunangan"

Diperbarui: 15 Desember 2024   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Novel "Imung: Sepasang Korban Itu Pernah Bertunangan" (Sumber: ebooks.gramedia.com)

Sekali lagi, buku Imung yang satu ini saya baca sampai tuntas. Ada kebaruan dibanding novel Imung yang saya baca sebelumnya, yaitu "Imung: Siulan Kematian". Kali ini, ada 8 (delapan) kisah yang diceritakan di novel ini.

Kali ini, Arswendo masih tetap piawai memilih judul sebagai pembuka di cover buku sehingga menimbulkan penasaran di benak saya. Di pikiran saya ketika melihat judul novel adalah ada dua korban di satu tempat dan mereka pernah bertunangan. Tentu saja, menarik untuk membaca misteri pembunuhan dimana di suatu tempat kejadian perkara (TKP) ada dua korban sekaligus dan mereka mempunyai hubungan yang mengarah ke jenjang pernikahan di masa lampau.

Kisah sepasang korban ini terletak di nomor enam dalam keseluruhan delapan kisah. Cerdik sekali Arswendo menyiasati susunan kisah ini sehingga menyebabkan kesan menggema setelah mendekati akhir buku.

Secara pribadi, Arswendo mengupas setiap misteri dengan runtut dan menimbulkan tanda tanya di benak saya, dan ketika menyudahi membaca misteri-misteri, serta mengetahui pemecahan masalah dalam setiap kasus, saya angkat jempol untuk kelihaian Arswendo dalam menyajikan solusi penyelesaian kasus yang terkesan wajar, tapi susah ditangkap oleh nalar saya waktu awal membaca setiap kasus.

Tentu saja, kebintangan Imung dan popularitasnya sebagai detektif cilik seakan menjadi tanda bahwa jangan sekali-kali menyepelekan anak dan remaja. Arswendo seakan ingin menekankan bahwa anak dan remaja pun tidak kalah cemerlang dalam pemikiran. Kesan itu sangat menguat saya tangkap di pengisahan setiap kasus dalam novel Imung kali ini.

Terlihat jelas dalam kasus pertama di Novel Imung kali ini yang berjudul "Korban Tabrak Henti", Arswendo menunjukkan bahwa salah satu pemeran pembantu di kisah ini menyatakan kalau nama Imung sudah terkenal. Ini memperlihatkan kalau seorang remaja tanggung sekalipun bisa berperan dalam membantu aparat yang mengalami kesulitan membongkar kasus kriminal. 

Dan di kisah Imung ini, sosok Imung seakan menjadi ancaman terberat bagi sang pelaku kriminal. Betapa berbahayanya seorang Imung di mata sang penjahat, sehingga niat melenyapkan Imung timbul dalam benak sosok antagonis di kisah pertama ini.

Di kisah kedua yang berjudul "Korban Penembakan Misterius", sekali lagi Arswendo menempatkan Imung dalam posisi strategis dimana seakan jelas-jelas kasus closed tapi ternyata masih opened

Sekali lagi, kejeniusan Arswendo dalam memperlihatkan pembukaan kasus, proses jalannya kasus, langkah demi langkah Imung dalam menjabarkan setiap rangkaian peristiwa yang berhubungan dengan kasus tersebut, sampai kasus tersebut terpecahkan.

Semua alur tersebut terangkai dengan mulus dan normal. Tidak ada rekayasa seakan memaksakan kasus selesai.

Kisah tiga, empat, dan lima bisa dikatakan memukau tapi tidak terlalu membekas di hati saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline