Les gitar secara formal.
Hal seperti ini yang sudah lama saya idam-idamkan.
Sebagai generasi lawas dengan ketiadaan internet dan lembaga pendidikan musik, tentu saja dahaga akan pendidikan musik secara formal terasa panjang tak terkira. Apalagi saya lahir di luar pulau Jawa. Di kota saya bertumbuh tidak ada kursus gitar saat itu.
Mendengar informasi ada les gitar di gereja dimana saya beribadah seperti oase, mata air di padang gurun. Rasa haus itu sirna seketika.
Memang, mungkin tidak seperti keinginan saya sepenuhnya. Sebenarnya, impian terbesar saya adalah belajar gitar klasik secara formal di lembaga pendidikan musik. Meskipun begitu, tidak mengapa, karena belajar gitar dasar secara formal juga sama pentingnya, apalagi untuk ibadah.
Oya, les gitar ini memang untuk kepentingan Ibadah Mezbah KelIR (MK). Supya pemain gitar dapat memainkan gitar dengan lebih baik dan menambah jumlah pemain gitar di ibadah MK.
Sudah menjadi rahasia umum di kalangan anggota MK kalau jumlah pemain gitar untuk ibadah MK sangatlah minim. Bisa dihitung dengan jari dan orang-orangnya ya itu-itu aja.
Saya pribadi menyambut baik akan adanya les gitar ini. Selain bisa belajar gitar secara formal dari orang-orang yang berkompeten, juga supaya bertambah jumlah pemain gitar yang melayani di ibadah MK Gereja Bethel Indonesia Keluarga Imamat Rajani (GBI KelIR) Samarinda.
Masuk WAG dan menunggu
"Mohon kehadirannya untuk kelas Sesi pertama pada hari SENIN 3 JUNI 2024, pukul 19:00 WITA."
Setelah masuk WhatsApp Group (WAG) les gitar dan sekaligus menerima beberapa pesan, termasuk pesan sebelumnya pada hari Senin, 3 Juni 2024, tentu saja saya sudah tidak sabar untuk mengetahui bagaimana les gitar akan berlangsung.
Bagi saya, yang akan menjadi hambatan terbesar adalah hujan. Kenapa hujan menjadi persoalan? Karena saya mengendarai sepeda motor. Kalau hujan turun, gitar akan terpapar basah. Tidak ada jas hujan untuk gitar. Seandainya punya mobil, masalah cuaca tidak akan mempengaruhi mobilitas.