Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

BPJS Kesehatan dan Derita Penyintas Kanker

Diperbarui: 4 April 2024   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)

Siapa yang ingin sakit?

Tentu saja, tidak ada seorang pun yang akan mengatakan kalau dia ingin sakit sepanjang hidupnya dan harus terus bolak-balik ke rumah sakit untuk berobat.

Sehebat apa pun menjaga kesehatan dengan berolahraga secara rutin dan makan makanan yang bergizi, risiko terkena penyakit bisa saja terjadi, apalagi dengan keharusan beraktivitas di luar ruangan atau di luar rumah dan berinteraksi dengan banyak orang.

L, saudara perempuan saya, mendapat vonis penyakit yang jauh dari pemikiran kami sekeluarga. Dokter menyatakan L menderita penyakit kanker rahim stadium tiga.

Bagai petir menyambar di tengah hari bolong yang cerah. Setelah itu, terasa mendung gelap kesedihan melanda setiap hati anggota keluarga.

Dokter menyarankan segera dilakukan operasi pengangkatan rahim, indung telur, dan kelenjar getah bening. Antisipasi secepat mungkin, sesegera mungkin sebelum sel-sel kanker menyebar ke organ-organ vital dan mengancam nyawa L. Langkah sesudah operasi baru memikirkan pengobatan lanjutan melalui kemoterapi dan radiasi.

Persoalan timbul menyangkut operasi. Apabila mengikuti prosedur BPJS Kesehatan (selanjutnya hanya akan disebut BPJS di tulisan ini), pasien harus menunggu antrean operasi. Menurut kasak-kusuk dari mana-mana, bisa menunggu sampai tiga bulan baru dioperasi.

"Ada pasien saya yang malah menunggu sampai lima bulan. Kankernya bertambah parah dari stadium satu menjadi stadium tiga," kata Dokter S.

Melihat kenyataan seperti itu, memilih jalur berbayar adalah keniscayaan, karena kalau masuk daftar antrean BPJS untuk operasi dan menunggu berbulan-bulan, sel-sel kanker akan menyebar ke organ-organ vital dalam tubuh.

Kalkulasi biaya operasi, rawat inap, dan lain-lain bisa mencapai seratus juta rupiah.

Dari pihak keluarga besar berupaya mengumpulkan uang dan puji Tuhan terkumpul bahkan lebih dari seratus juta rupiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline