Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Setahun Nge-YouTube dan Saran untuk Rekan

Diperbarui: 1 September 2021   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

YouTube.(Shutterstock via KOMPAS.COM)

Memang jadi YouTuber tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu perjuangan yang tidak sebentar. 

Apa yang Anda lihat dari para YouTuber sukses, entah itu dari masyarakat awam atau artis yang seperti "sukses sekejap" di dunia YouTube, bukan diraih dalam semalam.

Seperti yang saya alami. Dengan kemampuan bermain gitar yang ala kadarnya, saya tidak berharap banyak akan mendapat subscribers melimpah. 

Saya tahu kekurangan saya. Gitaris yang kemampuannya ciamik saja susah mendulang subscribers bejibun, apalagi saya yang kemampuannya pas-pasan.

Tapi memang sejak awal, saya tidak ingin mendapat sebutan YouTuber, karena kalau orientasi nge-youtube untuk mendapatkan cuan, pasti saya tidak akan bertahan menelurkan karya di platform tersebut.

Sedari awal, seperti yang pernah saya utarakan di tulisan-tulisan sebelumnya, saya hanya ingin menyimpan video-video gitaran di YouTube, menimbang sudah ada beberapa video gitaran terhapus di gawai, baik itu di laptop dan smartphone, karena alat-alat tersebut rusak.

YouTube menjadi hard disk eksternal saya. Begitu tujuan saya pada awalnya. 

Seiring waktu berjalan, keinginan untuk menghibur diri sendiri dan orang lain menjadi alasan kenapa berbagi video di YouTube.

Bisa saja mengatur kerahasiaan video dengan mengeklik tombol "private". Namun saya pikir, tidak ada salahnya untuk berbagi. Saya atur ke "public". 

Perkara ada yang tidak suka, tidak menjadi masalah. Kalau ada yang berkenan menonton dan memberi apresiasi, tentu saja membuat diri senang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline