Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Bersukacita di Saat Badai Menerpa

Diperbarui: 19 Januari 2021   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Dieterich01 via pixabay.com)

Gila. Tidak ada seorang pun yang mungkin bisa bersukacita di saat badai menerpa. Hanya orang sinting yang melakukan itu. Kebanyakan orang berpandangan seperti demikian.

Aku pun pernah berpikir begitu.

Tapi setelah menimbang, kalau pun ada, apa yang salah? Meskipun badai menerpa, selalu ada sisi positif yang ada di dalamnya. Seperti halnya ketulian yang dialami oleh salah satu komponis terhebat di jagat raya ini. 

Adalah malapetaka jika ketulian singgah dalam diri seorang komponis dan musisi. Keindahan nada tak bisa didengar lagi lewat telinga. Padahal pekerjaan dan hasrat terbesar adalah mencipta lagu. 'Badai' ini tak pernah kunjung usai sampai akhir hayatnya.

Namun dia tetap berjuang. Karya demi karya luar biasa tercipta lewat torehan penanya. Sampai pada akhirnya, dia menciptakan karya agung terakhir. Karya yang menceritakan pujian kepada Sang Pencipta. Kegembiraan akan kehidupan yang penuh warna.

Meskipun hidupnya penuh kesunyian nada, dia sadar bahwa dia tidak boleh menyia-nyiakan hidup dan mengasihani diri sendiri. Lagunya bagai menampar orang-orang yang tak ada kekurangan apa-apa secara fisik, tapi selalu mengeluh akan kejamnya dunia.

Samarinda, 19 Januari 2021

Anton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline