Kekasihku masih belum di sisi. Aku masih akan tetap berbaring. Memimpikan dirinya. Menatap matanya yang seperti air danau yang tenang.
Biarkan aku tetap tidur. Jangan bangunkan aku. Aku tak mau menghadapi kamar kosong. Hampa tanpa kehadirannya.
Di saat kekasihku ada, akan ada keceriaan. Dia selalu bisa membuatku tersenyum. Dia selalu mempesonaku. Meskipun sudah sepuluh tahun kami menikah, dia selalu mencintaiku dengan segenap hati.
Aku yakin cintanya tak pernah luntur. Perang sekejam apapun tak bisa menghilangkan rasa cintanya. Aku, cintanya seorang.
Awal Oktober, kekasihku akan pulang. Bangunkan aku di akhir September. Aku ingin memasakkan makanan kesukaannya. Setelah itu, aku akan mematut diriku di depan cermin.
Aku ingin tampil secantik mungkin di hadapannya. Aku ingin membuktikan bahwa aku tetap mencintainya. Sampai kapan pun.
Jangan lupa. Bangunkan aku di akhir September.
Samarinda, 7 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H