Setelah sekian lama
Segala yang kau mau
Semua yang kau pinta
Aku sudah berikan
Dulu
Waktu kau berkekurangan
Aku menolongmu
Memberimu uang
Mengisi dompetmu yang lebih sering kosong daripada terisi
Aku tak pernah menyalahkanmu
Aku tak pernah mengeluh akan kekuranganmu
Meskipun kau cuma pegawai rendahan waktu itu
Meskipun gajimu tak seberapa
Aku tetap menghormatimu sebagai kepala keluarga
Sekarang
Setelah kau sukses
Setelah kau bergelimang uang
Setelah kau memperoleh kejayaan
Kau mencampakkanku begitu saja
Berpaling pada wanita lain
Apakah kau lupa?
Siapa yang menemanimu di kala susah?
Siapa yang tetap percaya padamu saat orang lain meragukan kemampuanmu?
Siapa yang berada di sisimu saat kau terbaring sakit tak berdaya di tempat tidur?
Apakah wanita itu hadir mendukungmu waktu kau susah, dicela orang, dan tak berdaya selama dua puluh tahun ini?
Begitu mudahnya kau melupakan apa yang sudah kulakukan untukmu.
Apakah kau lupa janji nikah kita?
Apakah karena ingin hartaku saja maka kau menikahiku?
Jika hartaku menjadi tujuanmu menikahiku, berarti aku telah tertipu olehmu
Kalau kau mau menceraikanku
Karena alasan aku tak bisa memberikan keturunan
Aku bisa menerima
Memang ini salahku
Aku tidak menghiraukan nasihat orangtua dan saudara-saudaraku tentangmu
Mereka sudah memperingatkanku mengenai kepribadianmu
Aku menyesal karena tidak mendengarkan apa kata mereka
Sekarang aku menanggung akibatnya
Karena aku sudah memilihmu
Aku harus menanggung konsekuensi pilihanku
Sebelum kita berpisah, ingatlah satu hal ini
Tuhan menjadi saksi akan janji nikah kita dahulu
Kau yang mengingkari
Kau juga yang akan menuai akibatnya nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H