Latar : Jalanan di suatu perumahan elit A dan salah satu rumah mewah yang tong sampahnya penuh dengan bangkai pensil.
Pemain : Paijo (Tukang sampah keliling), Doni, Bu Santi (Ibunya Doni); Bu Dina, Bu Susan, dan Bu Maria (Ibu-Ibu yang tinggal di perumahan yang sama)
Babak Pertama :
Setelah sarapan tempe seperti biasa, Paijo berkeliling di perumahan elit A. Gerobak sampah berada di belakangnya. Sepeda motor pinjaman dari pengelola perumahan menarik gerobak. Sepeda motor yang sudah tak jelas bentuknya dan entah sampai kapan bisa bertahan.
Hari ini, dia agak terlambat mengambil sampah para penghuni, penduduk di perumahan. Badannya agak meriang. Untung, jam kerja sebagai tukang sampah sangat fleksibel. Terserah. Asal jangan sampai lewat tengah hari. Bakal mendapat banyak omelan dari para ibu gaul di perumahan.
Bu Dina : "Jo, kamu kok lama banget ngambil sampahnya. Keburu digaruk kucing nih."
Bu Susan : "Kesiangan bangun ya, Jo?"
Bu Maria : "Jo, kamu mau ikan asin? Aku ada banyak nih. Ada keluarga kasih."
Macam-macam komentar para ibu di perumahan. Paijo senang aja. Karena tidak ada yang aneh-aneh. Malah, kebanyakan kasih 'sesuatu', entah kue lebaran, minuman ringan, sampai ikan asin yang diberi oleh Bu Maria tadi.
Babak Kedua :
Rumah yang satu ini unik. Sampahnya lain dari yang lain. Selain sampah kotoran ikan, sayuran, dan sampah rumah tangga biasa, ada 'bangkai' pensil yang sudah tinggal secuil.