Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Puisi | Di Ambang Nafas

Diperbarui: 16 Mei 2020   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay.com/Prettysleepy

Hidup hanya sementara, seperti asap yang sebentar singgah lalu sirna.

Bagaikan embun di pagi hari, lenyap seketika tatkala menyeruak sinar mentari.

Nafas satu dua, terengah-engah mengejar masa.

Langkah jadi berat, mengayun tanpa hasrat.

Adakah arti hidup, kalau nafas hampir meredup?

Masa depan terlihat suram, di ambang nafas yang membuat kelam.

Namun hidup harus tetap bermakna, supaya tidak ada penyesalan yang tersisa. 

Hidup harus memberi manfaat, agar orang mendapat hikmat. 

Selagi masih bisa berbuat, berlakulah dengan giat. 

Sewaktu raga masih sehat, manfaatkan dengan sangat.

Karena tidak ada kesempatan lagi, jika nafas sudah tiada dalam diri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline