Mengajar. Profesi guru sudah saya lakoni sejak 1998 sampai sekarang. Tak terasa sudah 21 tahun, sejak kuliah, waktu rambut masih hitam kinclong sempurna seluruhnya sampai sekarang dimana helai demi helai rambut putih sudah mulai menyemak di kepala.
Yang awalnya bukan passion, namun karena dilakukan berulang dan terus-menerus, akhirnya menikmati juga, walaupun, secara materi, masih belum memadai, tapi saya tetap bersyukur kepada Tuhan, karena saya masih bisa bekerja, masih sehat, masih bisa menjalankan hobi-hobi saya yaitu menulis dan bermain gitar seperti yang ada di video di bawah ini. ^_^
Bicara soal mengajar sebagai passion, bisa dikatakan saya punya gairah, semangat, keinginan besar dalam menjalankan profesi sebagai guru. Mengajar sudah menjadi "darah" dan "napas" dalam hidup saya. Saya merasa aman dalam menjalankan profesi ini, karena selama manusia hidup di dunia, pendidikan akan tetap dibutuhkan dimana saja dan kapan saja.
Namun ada juga kecemasan, kekhawatiran yang berkecamuk di dalam hati. Kecemasan melanda karena ada rasa tidak aman saat harus melakukan perjalanan dari rumah murid yang satu ke rumah murid berikutnya.
Melakukan perjalanan dengan sepeda motor tentu saja sangat riskan. Memang, di saat semakin banyaknya kendaraan bermotor semisal mobil dan bis, sepeda motor lebih fleksibel dalam mengarungi kepadatan dan kemacetan dalam berlalu lintas. Namun di lain sisi, tingkat keamanan sangat rendah, karena langsung bersinggungan dengan lalu lintas dalam hal ini, "gesekan" dengan kendaraan bermotor yang lain.
Apalagi jadwal mengajar les saya yang dimulai dari siang, sore, sampai malam hari. Siang dan sore, bisa dikatakan tidak ada masalah. Malam, bisa bermasalah, karena selain pencahayaan di jalan raya yang masih minim di beberapa area tertentu, juga karena faktor usia (dibaca : mata).
Belum lagi kalau menyangkut soal kondisi lingkungan dan cuaca. Kalau mengendarai sepeda motor, imbas pengaruh cuaca sangatlah kental. Kalau panas, kepanasan; hujan kehujanan; debu kedebuan; banjir kebanjiran; dan lain sebagainya.
Belum cukup sampai di situ. Faktor kecelakaan karena kelelahan diri sendiri atau kelalaian dari saya pribadi maupun kecerobohan dari pengendara kendaraan bermotor yang lain bisa saja terjadi.
Saya mempunyai beberapa pengalaman yang tidak menyenangkan berkenaan dengan kecelakaan. Mulai dari kecelakaan karena faktor mengantuk, lelah, tidak fokus, dan lain sebagainya, pernah saya alami. Apakah kecelakaan membuat saya jera dalam berkendara? Tentu saja tidak, karena profesi saya menuntut mobilitas tinggi. Mau tidak mau, saya harus menjalani.
Untungnya, saya dilindungi oleh asuransi. Pernah suatu kali saya kecelakaan sekitar beberapa tahun yang lalu. Kecelakaan lalu lintas yang "cukup" fatal. Dekat mata, harus ada jahitan; luka lecet di tangan, lengan, siku, lutut, dan kaki. Biaya pengobatan tidak sedikit. Untungnya, asuransi memberikan bantuan. Saya tidak mengeluarkan satu rupiah pun untuk pengobatan.