"Ah, yang bener?"
Mungkin Anda tidak percaya dengan judul di atas.
Tidak masalah kalau Anda tidak percaya. Namun, segala sesuatu mungkin terjadi. Kualitas karya kompasianer, baik itu puisi, cerpen, maupun novel, bisa dikategorikan oke punya, mempunyai kualitas yang tak kalah dengan kelas dunia.
Mohon maaf bagi yang berada di luar fiksi. Bukan berarti pilih kasih, tapi selama ini, kalau menurut pengamatan saya, kanal fiksi kurang mendapat apresiasi yang sepantasnya.
Nilai Tertinggi biasa didapat oleh beberapa kompasianer yang piawai dalam menata kata-kata indah dalam fiksi, namun keterbacaan kalah populer dengan kanal politik, sampai-sampai salah satu kompasianer yang berjuluk "Young Lady" mengusulkan pada Pengelola Kompasiana supaya Kanal Politik "dihilangkan". "Young Lady" mengupasnya dalam artikel berjudul Hilangkan Rubrik Politik di Kompasiana.
Saya pribadi tidak mau berkomentar soal keberadaan kanal politik, karena bagi saya pribadi, bukan saja kanal politik, kanal lainnya bisa saja berisi penulis-penulis yang tak bermutu, kalau sekadar menulis untuk mendapat K-Rewards gede.
Biarlah pengelola Kompasiana yang memutuskan masalah keberadaan kanal-kanal di sini.
Oke, tanpa banyak panjang lebar, siapa sih 7 kompasianer yang kemungkinan bisa menjadi sastrawan kelas dunia di masa depan?
Tenang.
Sabar.