"Pembelanjaan terbesar dari setiap manusia adalah pembelian rumah."
Salah seorang teman saya pernah berkata seperti itu. Entah dari siapa atau dari buku mana dia mengutip kalimat itu, namun perkataannya mengandung kebenaran yang hakiki.
Sandang, pangan, dan papan adalah kebutuhan primer, yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Harus ada, wajib tersedia.
Sandang dalam bentuk pakaian bisa teratasi; Pangan dalam wujud makanan dapat dicukupkan; namun Papan menjadi persoalan.
Mahalnya harga tanah, apalagi dengan adanya bangunan, baik itu berbentuk rumah biasa, maupun rumah toko (ruko) membuat mimpi mempunyai rumah seakan jauh dari kenyataan di masa depan.
Tentu saja dengan status "kontraktor" alias kontrak rumah di sini atau di sana bukanlah pilihan yang menyenangkan.
Pertanyaannya: Bagaimana bisa cepat beli rumah?
Yang jelas tidak pergi ke mbah dukun supaya dapat pesugihan.
Dan juga tidak "menyekolahkan" Surat Ketetapan (SK) Pegawai, baik itu Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai Swasta. Bisa melakukan itu, tapi kan tidak cepat. Belum lunas.
Harus mencicil kredit pembelian rumah setiap bulan. Sewaktu-waktu, kalau tidak bisa bekerja lagi dikarenakan sakit, maka rumah pun kemungkinan tak bisa dilunasi, karena penghasilan berhenti. Rumah pun jadi hilang melayang.
Nah, sekarang bagaimana bisa mempunyai rumah dengan cepat bagi para milenial? Cepat dalam hal ini, tidak perlu menunggu 10 atau 20 tahun membayar secara kredit. Dalam hal ini, membeli secara tunai. Cash.