Punya kebisaan memang ada plus minusnya. Di balik plus, pasti ada minus.
Begitu juga dengan kebisaan bermain gitar. Selama bertahun-tahun bermain gitar untuk mengiringi dalam mengajar lagu bahasa Inggris pada peserta didik di esde, selain ada kesukaan, ada juga kesusahan yang saya hadapi.
Nah, kali ini saya hanya ingin membahas 7 kesusahan kronis kalau guru bisa main gitar (dalam hal ini saya, salah satu guru yang bisa main gitar ^_^), dari pengalaman saya dalam mengajar bahasa Inggris di esde.
Apa saja 7 kesusahan kronisnya?
1. Waktu lihat gitar, tangan gatal, pengin megang, dan main gitar
Ini mungkin bisa bisa dibilang candu bagi orang-orang yang suka main gitar.
Setiap hari harus ada waktu untuk main gitar.
Tangan tak bisa diam kalau melihat gitar. Melihat gitar di rumah, pasti langsung ada rasa gatal di tangan, gatal untuk memegang gitar, dan kalau ada waktu lowong, memainkan gitar tersebut.
Itu kalau gitar saya.
Bagaimana dengan gitar orang lain yang ada di hadapan?
Wah, tentu saja, saya tak akan melewatkan kesempatan untuk melihat si gitar lebih dekat, memegang body gitar, memetik senar gitar, lalu memainkan satu atau dua lagu sederhana.
Bisa dikatakan, gitar adalah candu bagi saya. Setiap hari, paling tidak ada 15 menit saya sediakan khusus untuk bermain gitar. Kalau tidak bermain gitar dalam sehari, rasanya ada yang kurang.