Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Puisi | Dia 20 Tahun yang Lalu

Diperbarui: 17 Juni 2019   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia 20 tahun yang lalu
Rambut panjang hitam nan indah
Semerbak mewangi
Melambai ditiup angin malam

Dia 20 tahun yang lalu
Kulit putih bersih
Halus bagai pualam
Bersinar bagaikan bintang

Dia 20 tahun yang lalu
Suara bagaikan penyanyi idola
Tutur kata bagaikan alunan nada
Menyedapkan telinga waktu mendengarnya

Dia 20 tahun yang lalu
Tinggi semampai
Langsing bagai peragawati
Lenggak-lenggok jalan memukau
Setiap wanita memandangnya dengan iri

Namun sekarang semua sirna
Dia terbujur kaku dalam peti mati
Aku tak bisa melihat matanya lagi
Mata hijau yang selalu melirik dengan manja
Pandangan memuja

Aku berdiri di samping peti
Menatapnya terakhir kali
Kukecup bibirnya
Sambil berkata dalam hati

Selamat tinggal, Kasih
Kita akan bertemu kembali
Di dunia yang abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline