Ah, biasa, segala sesuatu berjalan seperti biasa.
Tak ada yang istimewa, biasa-biasa saja.
Tidak ke atas atau ke bawah, semua menuju ke satu arah.
Seperti lagu zaman bahari, yang diputar berkali-kali.
Mulanya biasa saja, lama-kelamaan jadi biasa, tak berbeda.
Ah, ini memang balada orang biasa, yang sama seperti kebanyakan rakyat jelata.
Pagi siang malam mengalir biasa, tak ada kejadian yang lain dari biasa.
Bahkan nama orang biasa biasanya dilupakan, membuat hati orang biasa pedih tak tertahankan.
Keberadaan orang biasa dirasa tak penting, kecuali untuk urusan genting.
Ah, memang beginilah nasib orang biasa, yang jalurnya lurus-lurus saja.