Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Puisi | Balada Ojol

Diperbarui: 24 Januari 2019   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : poskotanews.com

Kupergi saat dini hari. Sebelumnya kukecup pipi putri dan istri. "Doakan aku membawa rejeki lebih dari kemarin." Itulah yang kukatakan pada istriku.

Sedari mula aku tak ada niatan jadi ojol. Karena pemutusan hubungan kerja di perusahaan, aku terpaksa menjalani profesi ini. Ojek online, profesi yang lagi marak saat ini. 

Memakai jaket ojol sebagai bukti kalau aku sedang 'dinas'. Menunggu orderan masuk. Autobid aktif untuk 'menangkap' siapa yang membutuhkan jasaku. Mengantar penumpang dari mana ke mana; membelikan makanan; mengantarkan barang, dan lain sebagainya.

Panas kepanasan; hujan kehujanan. Begitulah nasib ojol sepertiku. Bahaya mengintai di mana-mana. Kecelakaan bisa terjadi, keisengan orang untuk melakukan ofik alias orderan fiktif sangatlah mungkin terjadi.

Rasa haus selalu melanda diri. Keringat membuncah di sekujur ragawi. Rasa penat selalu menyinggahi. Kebosanan terasa menyiksa hati. 

Demi segumpal uang, aku berjuang. Agar keluarga tak kelaparan. 

Berjuang sampai hampir tengah malam. Supaya ada bekal yang kubawa sewaktu pulang.

*

Samarinda, 24 Januari 2019

Anton

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline