Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Puisi | Sekeping Uang Logam di Pinggir Jalan

Diperbarui: 20 Desember 2018   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : joehartanto.com

Kalau duit sudah banyak di dompet, banyak kali kita lupa akan datang masa sulit kelak. Kita membelanjakan uang dengan borosnya. 

*

Uang logam di pinggir jalan akan dilalui. Dipandang sebelah mata pun tidak. "Ah, cuma seratus. Untuk apa?" begitu sombong dan pongah.

*

Tapi waktu mata pencaharian menjadi lenyap dan penghematan menjadi pilihan, uang sekecil apa pun sangatlah berarti. Walaupun seratus rupiah dan berbentuk tak utuh sekali pun akan tetap bermanfaat.

*

Memandang ke jalan setiap ada kesempatan. Berharap uang kertas nominal tinggi yang ada. Namun, seandainya ada uang logam atau koin receh, tetap akan diambil dengan sukacita.

*

Sekeping uang logam di pinggir jalan akan menjadi sangat bernilai waktu kita berada dalam kondisi krisis ekonomi. Jadi hargailah nominal berapa pun yang Anda punya, karena biar bagaimana, tanpa seratus, uang Anda cuma sembilan ratus, belum seribu. 

*

Di kesenyapan pagi, 20 Desember 2018.

H.A




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline