Lihat ke Halaman Asli

Hamdali Anton

TERVERIFIKASI

English Teacher

Puisi | Saat Terakhir

Diperbarui: 12 November 2018   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi :marlianazra.blogspot.com

Akar dari pohon ituMenghunjam ke dalam bumi
Begitu kokoh
Begitu kuat
Meskipun tidak ada lagi daun tersisa di dahan dan rantingnya

Pohon ini
Mengawali dengan luar biasa
Namun di akhir, tak ada yang mempedulikan
Majikan lama memberinya pupuk dan merawatnya
Majikan baru tidak peduli sedikit pun terhadapnya

Dia tergolek layu
Keindahan semaraknya sudah hilang
Pohon-pohon yang lebih muda ada di sekitar
Dia tinggal menunggu maut datang

Bau kematian sudah santer tercium
Semerbak maut sudah mengintai
Usia menggerogoti
Tak ada kemolekan yang tersisa

Hari demi hari berlalu begitu rupa
Satu tahun cukuplah sudah
Gergaji dan kapak telah tersedia
Dirinya sudah selesai

Akar sudah tercerabut
Menyisakan lubang besar menganga
Pohon lain akan menempati lubang itu
Menggantikan tempatnya

Saat terakhir sang pohon
Tidak dibarengi tepuk tangan atau ratap tangis
Saat terakhir sang pohon
Diiringi kesunyian belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline