Lihat ke Halaman Asli

Awas Penipuan Mencantumkan Nama Kepolisian

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu banyak kita dengar penipuan berkedok mama papa yang di tahan di kantor polisi atau sedang terjadi kecelakaan dengan cara menyuruh isi pulsa kepada kita. Tapi sekarang penipuan berkedok adik atau keponakan kita yang di tahan di kepolisian karena narkoba.

Saya mau menceritakan pengalaman yang saya alami semalam biar kawan-kawan tidak menjadi korban penipuan orang-orang yang tidak bertanggungjawab.Semalam (hari jumat sekitar jam 12 malam) tiba-tiba saya mendapat telpon dari seseorang dengan nomor 085361844466 dan orang itu mengaku keponakan saya sambil menangis-nangis dengan suara tidak jelas meminta tolong. Kemudian HPnya beralih ke orang lain yang mengaku dirinya AKP Bambang dari Polres Pidie, Aceh.

Bambang : selamat malam pak, boleh saya tahu saya bicara dengan siapa ?

Saya ; malam juga pak, ya nama saya Hambali.

Bambang : bapak punya adik atau saudara di kampung?

Saya : kalau adik saya tidak punya pak, kalau keponakan saya banyak sekitar 10 orang

Bambang : bisa anda sebutkan nama-nama keponakan bapak?

Saya : ya kalau keponakan saya banyak pak, ya ada juga yang namaknya muksalmina

Bambang : ya benar pak keponakan bapak ditangkap oleh anak buah saya atas nama Muksalmina karena terbukti membawa sabu-sabu seberat 6 gram dengan kawannya, sekarang mereka sudah kami amankan dalam mobil pribadi saya biar prosesnya tidak sampai ke kantor. Dan orang tua kawannya sudah datang menebus anaknya 4 juta.

Saya : jadi bagaimana pak?

Bambang : gini pak, biar bisa kita lepaskan saudara bapak, kita berdamai saja, saya tahu bapak orang yang tidak ada, bapak orang miskin, biar sama-sama enak, berapa bapak bisa kasih uang buat kami, saya mempunyai 8 orang anak buah, jadi biar mereka tutup mulut juga, sebelumnya saya minta bapak jangan memberi tahu siapa-siapa termasuk orang tuanya karena menurut keterangan korban hanya bapak yang bisa membantu dia dan jangan sampai juga wartawan tahu karena menyangkut tugas kami, kalau ketahuan kami bisa di pecat.

Saya menjadi bingung karena saya tidak punya uang, dan saya juga tidak terlalu percaya keponakan saya membawa sabu karena dia bukan pemakai atau pengedar karena masih SMA. Tapi saya merasa aneh seperti dihipnotis gitu, saya tidak membatahnya.

Saya : saya ngak punya uang pak

Bambang : yang bapak punya uang sekarang berapa?

Saya : saya Cuma punya uang 100.000.

Lalu si penipu itu marah-marah sama saya karena saya tidak mau membantu saudara yang sedang musibah.

Bambang : begini aja, kami ada 8 orang, tolong bapak usahakan 800.000 saja buat kami biar anak buah saya juga tutup mulut, sekarang bapak ke ATM dan jangan matikan HP biar saya sebutkan nomor rekening.

Saya : saya ngak punya uang pak, bisa saya ngomong dulu dengan keponakan saya?

Kemudian si penipu kasih HP ke korban, korban ngomong sambil menangis minta tolong sambil mengatakan besok uang di kembalikan tapi dengan suara yang tidak jelas makanya saya tidak bisa menandakan suara keponakan saya. Kemudian HP di ambil balek oleh orang tersebut.

Bambang : bagaimana pak? Bantulah keponakan bapak, masak itu aja anda ngk mau berkorban.

Saya ketika itu ngotot tidak punya uang 800.000 dan sambil cemas karena tidak tahu mau minta bantu sama siapa karena sudah larut malam. Kemudian orang itu memaki-maki saya lagi karena saya tidak menghargai mereka yang mau membantu keponakan saya. Dalam keadaan cemas lalu saya sarankan agar polisi tersebut menelpon keluarga dia di kampung karena saya lagi Banda Aceh.

Bambang : berapa nomor HP ayah dia?

Saya : sama saya tidak ada nomor HP, coba bapak minta sama dia

Bambang : HP dia sudah di banting oleh anak buah saya tadi sampai pecah.

Saya heran, sudah ragu antara percaya atau tidak, dalam keadaan cemas karena dia memeras saya akhirnya saya kasih nomor HP paman saya di kampung. Orang tersebut Tanya nama paman saya dan nama anak lelaki dia, saya jadi curiga ketika itu. Yang anehnya lagi kemudian si penipu menyuruh isi pulsa 100.000 ke dua nomor lain yaitu ke nomor 085206458222 dan nomor 087768090006 biar dia bisa telpon atasan dia untuk membuat surat perjanjian yang akan dibawakan ke orang tua korban. Lalu saya tetap menolak isi pulsa karena memang saya lagi tidak ada uang. Terus orang itu marah-marah lagi karena saya tidak mau isi pulsa dan mengancam keponakan saya akan di penjara. Dan di belakan orang tersebut terdengar suara orang lain yang selalu mengatakan siap pak kalau di perintah. Kemudian penipu tersebut menyuruh isi pulsa 30.000 aja ke nomor dia yang sedang di telpon saya karena dia ngak ada pulsa buat telpon keluarga saya. Akhirnya saya luluh dan mencari ponsel dan mengisi pulsa untuk orang tersebut 20.000 dan HP tidak boleh saya matikan karena alasan penipu takut di telpon oleh atasannya. Tiba-tiba telpon kami terputus, setelah saya isi 20.000 penipu tersebut telpon balik saya suruh isi 20.000 lagi karena tidak cukup 20.000. dengan ngotot saya tidak mau isi lagi karena saya tidak punya uang. Orang tersebut tetap ngotot juga suruh isi pulsa lagi, tiba-tiba saya teringat ini sepertinya penipuan, kemudian saya minta ngomong sama keponakan saya lagi karena saya sudah mulai ragu

Saya : kamu siapa?

Korban : saya Muksalmina, (suaranya tidak jelas karena korban ngomong sambil menangis terseduh-seduh)

Saya : nama ayah kamu siapa kalau memang kamu muksalmina (saya sudah mulai curiga)

Korban : tolong bantu saya bang (sambil menangis )

Saya : ya saya akan bantu kamu, tapi tolong jawab, nama ayah kamu siapa, “saya tanya dengan nada emosi”

Tiba-tiba HP dimatiin, saya sudah mempunyai firasat yang tidak enak karena korban tidak mau menyebut nama ayah kandungnya. Kemudian di telpon lagi, dan saya mengajukan pertanyaan yang sama untuk korban dan kemudian dimatiin lagi HPnya. Penipu tersebut telpon-telpon lagi tidak saya angkat, kemudian saya menceritakan sama kawan saya satu kos, ketika di telpon lagi kawan saya yang menjawabnya, kawan saya Tanya kalau benar anda dari polres Pidie, nama Kaplores Pidie siapa?tanya kawan saya pada penipu tersebut. dia gugup ngak bisa menjawabnya, kemudian kawan saya memaki penipu tersebut dan langsung dimatiin HPnya. Dan tiba-tiba paman saya di kampung telpon menanyakan apa yang terjadi, saya ceritakan bahwa si muksalmina di tangkap, kemudian paman saya mengatakan orang tersebut menyuruh isi pulsa 100.000 secepatnya makanya pamannya telpon saya karena orang tersebut menyebut nama saya. Untung aja paman saya tidak mengisi pulsa dan keponakan saya ternyata lagi tidur di rumah.

Mungkin inilah kisah yang saya alami semalam agar kawan-kawan dapat waspada terhadap penipuan yang berkedok anggota kepolisian agar saudara-saudara kita yang lain tidak mejadi korban. WASPALAH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline