Pada tanggal 14 dan 21 Januari, Kelompok KKN-BBK 3 Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi mengadakan kunjungan ke Pasar Wit-Witan yang terletak di Dusun Wonorekso. Kunjungan ini ditujukan untuk mengisi jatah hari libur tiap pekan sekaligus survei unit UMKM di Desa Alasmalang yang akan dijadikan sasaran program kerja SUDIRMAN (Visual, Desain Grafis, dan Digital Marketing) dan MODERNDIGI (Modernisasi Pemasaran Menggunakan Digital Marketing). Kelompok KKN-BBK 3 Desa Alasmalang berangkat menuju lokasi pada pukul 07:00 WIB. Menjadi sebuah pengalaman baru mencoba wisata kuliner di bawah rimbunnya pepohonan yang jarang lagi ditemui di wilayah seputaran kampus yang lebih subur beton daripada pohon.
Sebelum membahas lebih jauh, baiknya mengenal terlebih dahulu selayang pandang wilayah Kecamatan Singojuruh dan juga Desa Alasmalang. Bila ditinjau dari aspek kewilayahan, Kecamatan Singojuruh terletak tepat di "tengah-tengah" wilayah Kabupaten Banyuwangi. Walaupun memiliki posisi strategis dan dilewati oleh jalan raya penghubung Banyuwangi-Genteng, Kecamatan Singojuruh "hanya" menjadi wilayah penghubung antardaerah lain yang lebih maju, sebutlah menjadi penghubung Rogojampi-Genteng. Praktis, Kecamatan Singojuruh tidak menjadi titik henti dari pusat keramaian karena sudah tersedia di kecamatan-kecamatan tetangganya. Kecamatan Singojuruh sendiri membawahi 11 desa di wilayahnya.
Kecamatan Singojuruh bukannya tanpa potensi. Pasar Wit-Witan yang telah disebutkan di atas adalah salah satu contohnya. Pasar Wit-Witan yang terletak di Desa Alasmalang ini memiliki potensi ekonomi kerakyatan yang sudah kondang seantero Tlatah Blambangan, bahkan hingga luar Banyuwangi. Desa Alasmalang sendiri merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi yang memiliki luas wilayah 4,42 km dengan jumlah penduduk pada tahun 2022 sebesar 4.846 jiwa, sehingga memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.096 jiwa/km. Desa Alasmalang sendiri terdiri atas lima dusun, yakni Dusun Krajan, Dusun Garit, Dusun Wonorekso, Dusun Bangunrejo, dan Dusun Karangasem. Pasar Wit-Witan sendiri terletak di Dusun Wonorekso.
Konon katanya, nama selalu mengandung makna. Bila ditinjau secara etimologis, Pasar Wit-Witan berasal dari bahasa Jawa. Wit dalam bahasa Jawa--bahasa yang dituturkan oleh mayoritas warga Desa Alasmalang, yang berarti pohon. Jadi, Pasar Wit-Witan dapat diartikan sebagai "Pasar Pepohonan". Penamaan ini tidak dilakukan secara sembarangan, namun memang seperti itulah kondisinya. Pasar Wit-Witan adalah sebuah pasar tradisional dengan sedikit sentuhan sensibilitas modern yang hampir seluruhnya menjual makanan jadi atau yang sering disebut juga wisata kuliner, walaupun ada satu dua penjual kerajinan kayu. Pasar Wit-Witan adalah pasar yang unik. Dikatakan unik karena umumnya pasar beratapkan seng, genteng, atau material lain, sedangkan asar yang dibuka sejak tahun 2019 ini beratapkan pepohonan rindang, sesuai namanya.
Pasar Wit-Witan terletak tepat di sisi Jalan Raya Alasmalang-Singojuruh. Sedari awal, pengunjung sudah disambut deret pepohonan yang teduh. Masuk ke dalam, terdapat banyak pilihan makanan, mulai dari makanan tradisional Jawa dan Banyuwangi seperti nasi tempong, rujak soto, ataupun pecel. Tak ketinggalan, hadir pula penjual makanan modern nan kekinian, sebutlah semacam seblak, kebab, bahkan hamburger pun ada di sini. Pada lini menu minuman, juga cukup beragam. Terdapat banyak sekali macam pilihan, mulai dari kopi, teh, es campur, cendol, dawet, thai tea, hingga angsle dan ronde dapat ditemukan di sini. Sehingga tidaklah sangsi bilamana Pasar Wit-Witan disebut sebagai "surga" bagi pecinta wisata kuliner. Pasar yang beraktivitas sekali dalam sepekan ini, yakni tiap hari Ahad buka mulai pukul 06:00-10:00 WIB, walaupun hingga hari beranjak siang, ada beberapa lapak yang masih buka menjajakan dagangannya.
Pengunjung Pasar Wit-Witan juga sangat ramai. Setiap hari Ahad, Pasar Wit-Witan selalu sesak pengunjung. Tentunya, bukan hanya warga Desa Alasmalang saja yang mengunjungi. Pasar Wit-Witan sudah dikenal luas oleh masyarakat Kabupaten Banyuwangi dan menjadi semacam landmark Desa Alasmalang. Bahkan, banyak juga pengunjung Pasar Wit-Witan yang bernopol selain P--kode nopol Kabupaten Banyuwangi. Kendaraan yang terparkir banyak juga yang bernopol selain P, sehingga dapat disimpulkan bahwasanya pengunjung Pasar Wit-Witan bukan hanya dari masyarakat Desa Alasmalang ataupun Kabupaten Banyuwangi saja, namun banyak juga pengunjung dari luar Kabupaten Banyuwangi. Dari simpulan ini, Pasar Wit-Witan sebenarnya menyimpan potensi yang sangat besar untuk semakin dikembangkan menjadi pusat ekonomi kerakyatan di Desa Alasmalang khususnya dan Kabupaten Banyuwangi umumnya. Melalui promosi yang lebih masif dan luas, Pasar Wit-Witan akan menjadi semakin ramai pengunjung dan semakin membangkitkan perekonomian masyarakat Desa Alasmalang yang secara langsung maupun tidak langsung bersinggungan dengan wisata kuliner yang unik ini.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H