Lihat ke Halaman Asli

Halima Maysaroh

TERVERIFIKASI

PNS at SMP PGRI Mako

Memories of Bali: Dear Bali, Bawa Aku Kembali

Diperbarui: 6 Oktober 2023   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngurah Rai International Airport (dokumentasi pribadi)

Berkesempatan berkunjung ke Bali adalah sebuah berkat tak terlupakan. Tidak heran jika orang yang pernah ke Bali akan berharap untuk kembali lagi suatu hari. Saya berkesempatan ke Bali 2019 lalu untuk pertama kalinya. Kesempatan ini saya peroleh karena lolos seleksi teacher training CAMP SOAR 3 yang digelar di Nusa Dua, Bali. Program ini diselenggarakan oleh Regional English Language Office (RELO) dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.

Inti dari keberangkatan ke Bali adalah mengikuti pelatihan bersama 40 guru Bahasa Inggris pilihan dari Indonesia dan Timor Leste. Kegiatan diselenggarakan di Plagoo Holiday Hotel selama 12 hari. Ternyata sungguh lebih dari ekspektasi, bukan hanya menempuh pelatihan yang berharga tetapi kami berkesempatan untuk eksplor Bali, dari tempat wisata, kuliner, pendidikan dan pusat oleh-oleh yang super menarik.

Pada ulasan kali ini, saya tidak mengulas betapa serunya pelatihan guru saat itu, tetapi saya akan mengulas sisi lain yang saya dapatkan yaitu pelatihan rasa liburan. Beberapa destinasi wisata dikunjungi di sela-sela pelatihan.

Menyaksikan Tari Kecak Pertama Kalinya di Garuda Wisnu Kencana

20190106-184734-651f6795110fce12ee1ae622.jpg

Pertunjukan tari kecak di Garuda Wisnu Kencana Culture Park (dokumentasi pribadi)

Kesan pertama menginjakkan Pulau Dewata adalah kesan religius dan adat istiadat yang kental. Objek wisatanya pun kental akan budaya, bukan tempat hiburan semata.

Sudah menjadi wish list saya untuk menyaksikan tari kecak yang biasanya hanya saya saksikan melalui layar televisi atau layar ponsel. Saat itu bertepatan terdapat pertunjukan tari kecak di Taman Budaya  Garuda Wisnu Kencana.

Garuda Wisnu Kencana Culture Park berlokasi di Jalan Uluwatu, Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Destinasi wisata budaya yang satu ini sangat direkomendasikan untuk Anda yang cinta budaya ketika berkunjung ke Bali.  Hanya saja kali ini saya berfokus pada tari kecak yang memang sudah saya idam-idamkan untuk disaksikan.

Tari Kecak di Garuda Wisnu Kencana dimulai waktu petang, di mana mega merah mulai menghiasi langit Indonesia Bagian Tengah. Waktu itu tampak wisatawan sibuk mengambil dokumentasi, jepret sana, jepret sini. Saya tidak memiliki banyak dokumentasi di GWK karena berusaha memahami makna tari kecak yang sedang ditampilkan oleh penari-penari yang enerjik.

Fokus pertama saya pada penari-penarinya, terdapat beberapa penari cewek yang berperan sebagai bidadari. Mereka tampak gadis-gadis ABG dan cantik-cantik pula. Dengan riasan flawless ala bidadari dan koreografi yang gemulai dan lembut. Kemudian saya memperhatikan para lelaki yang menjadi pusat tari kecak. Terdapat begitu banyak para lelaki dengan beragam usia, dari usia cowok ABG hingga bapak-bapak setengah baya. Mereka duduk melingkar, mengangkat tangan dan menyuarakan, "cak, cak, cak."

Sangat salut pada penari-penari kecak yang masih muda itu, mereka peduli akan budayanya. Saya merasa tertampar bolak-balik, selama ini saya tidak mampu menarikan tarian adat asal kedua orang tua saya. Bukan saya tidak peduli akan tarian leluhur saya, tetapi saya lahir dan tinggal jauh dari tanah leluhur bapak di Garut, Jawa Barat dan leluhur Emak di Ponorogo, Jawa Timur. Justru budaya Maluku yang sedikitnya saya paham dan sedikit dapat menarikan tarian khas Maluku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline