Lihat ke Halaman Asli

Halima Maysaroh

TERVERIFIKASI

PNS at SMP PGRI Mako

Pernah Bertahan Jadi Guru Honorer Selama 7,5 Tahun, Demi Apa?

Diperbarui: 19 Juli 2023   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi guru honorer (DOK. Humas Kemendikbudristek via kompas.com) 

Menyandang status sebagai guru hononer menuai banyak sekali pandangan dan penilaian orang sekitar. 

Pertanyaan, "Masih honor, ya?" menjadi sapaan rutin berulang kali. Kadang sampai minder jika ditanya-tanya tentang honor karena tersemat kata "masih" di depannya. Setalah lulus kuliah, bukan disebut sudah honor, tetapi masih honor.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mengabdikan diri sebagai guru honorer, hanya saja pandangan orang bahwa guru honorer berada di kasta rendah dibanding guru dengan status PNS. Padahal belum tentu guru honorer yang dikenal dengan gaji rendah itu hidup susah. 

Ada guru honorer yang bahagia-bahagia saja karena masih bujang dan tinggal dengan orang tua yang kaya-raya. Ada pula honorer mapan dengan bisnis diberbagai cabang. Ada pula guru honorer yang hidupnya lebih tenang tanpa cicilan utang dan berbagai tagihan. Tetapi apa mau dikata jika mindset kebanyakan standar kesuksesan seorang guru bukanlah skill mengajarnya tetapi statusnya sebagai PNS.

Saya pernah bertahan menjadi guru honorer selama kurang lebih 7,5 tahun di salah satu SMA negeri di Kota Ambon. Pengalaman meniti karier untuk pertama kalinya yang tidak akan pernah terlupakan. 

Selama 7,5 tahun berstatus sebagai guru honorer sebenarnya saya baik-baik saja dan tanpa kekurangan satu apapun juga. Yang menjadikan tidak baik-baik saja justru omongan orang lain atas remehan status sebagai guru honorer.

Membangun usaha sampingan selama menjadi honorer

Jika saya mengatakan bahwa tidak kekurangan satu apapun secara materi selama menjadi guru honorer, mungkin akan dikira membual. Akan timbul pertanyaan, apakah cukup gajinya untuk memenuhi kebutuhan? Tentu jawabannya tidak. Sama sekali tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari bahkan untuk kebutuhan yang paling primer sekalipun.

Foto pengalaman honor di SMA (dokumentasi pribadi)

Pintar-pintar melihat meluang dan membuka diri untuk menjadi multi talenta selama menjadi guru honorer adalah kunci. 

Saat itu saya mencoba usaha berjualan kosmetik secara online di sosial media. Tidak cukup hanya di sosial media, saya juga tawarkan produk ke teman-teman guru di sekolah dan responnya sangat positif. Keuntungan memang tidak banyak, hanya sekitar 30% dari penjualan, tetapi itu jauh lebih banyak jika dibanding bergantung dari gaji sebagai honorer saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline