Selain identik dengan kenangan manis, biasanya mantan juga identik dengan kenangan tragis. Tradisi menjelek-jelekan mantan pasca putus sudah sangat lumrah. Entah pihak mana yang salah hingga harus berpisah, tetap saja semua merasa menjadi korban yang resah.
Sebenarnya tidak semua mantan itu buruk adanya. Diri kita sendiri juga berstatus mantan dari seseorang, bukan? Status itu juga melekat pada diri kita masing-masing.
Lalu bagaimana jika mantan tiba-tiba kembali menjalin komunikasi? atau bahkan mengajak bertemu? Pernahkah terjadi? Jangan salah paham dulu, ya. Tidak semua mantan yang menghubungi kembali atau bahkan ngajak ketemuan itu berarti ingin balikan (kembali menjalin asmara).
Ingin Bersahabat Denganmu
Alasan pertama yang memungkinkan mantan kembali ingin bertemu atau berkomunikasi adalah ingin menjadi sahabatmu. Setidaknya sebuah hubungan dimuali dengan cara yang baik-baik, tidak salah jika mantan ingin semuanya berakhir baik-baik saja.
Memang sebuah hubungan jika baik-baik saja tidak akan ada perpisahan, tetapi setelah sebuah hubungan berakhir masih bisa diperbaiki sekadar jadi teman. Bisa jadi seseorang kembali ingin bertemu atau berkomunikasi hanya ingin menjalin silaturahmi pertemanan. Jika ini terjadi, artinya orang tersebut sudah tidak menyimpan dendam.
Tidak semua orang bisa dengan mudah menerima kembali mantan dalam hari-harinya walau hanya berteman. Mungkin akan ada luka-luka yang terkorek kembali. Jika tidak mampu walau hanya berteman, jangan dipaksakan. Terus terang saja bahwa memang tidak mampu dan tidak mau lagi ada komunikasi.
Meminta Maaf
Suatu hubungan retak bahkan hancur oleh permasalahan yang pelik dan tidak mendapatkan solusi terbaik selain perpisahan. Kesalahan-kesalahan pemicu masalah itu tak jarang menggantung hingga hubungan usai. Tidak semua orang berpisah dengan baik-baik, atau justru ada yang ditinggal pergi begitu saja.
Kemungkinan mantan hadir kembali untuk meminta maaf itu wajar. Tidak selalu minta maaf itu berarti ingin kembali membina hubungan. Bisa jadi dia dihantui kesalahan-kesalahan yang belum diselesaikan dan meminta maaf menjadi penenang.
Apalagi untuk orang yang melakukan ghosting, pergi tanpa kabar dan tanpa kepastian sehingga seseorang yang ditinggal memutuskan bahwa semuanya selesai saja dan tidak berharap apa-apa lagi. Khasus seperti ini tidak menutupi kemungkinan rasa salah menggerogoti relung-relung jiwa.
Maafkanlah walau sakit! Dengan begitu tidak ada dendam-dendam yang tersimpan dan hidup lebih tenang. Setidaknya sudah ada etiket baik untuk meminta maaf, bukan?