Lihat ke Halaman Asli

Halima Maysaroh

TERVERIFIKASI

PNS at SMP PGRI Mako

Monumen Panita Umar, Warisan Tahanan Politik Orde Baru di Pulau Buru

Diperbarui: 6 November 2022   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Panita Umar, Desa Wanakarta, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru (dokpri)

Pulau Buru? Ya, pulau seribu sejarah yang berada di Provinsi Maluku, terkenal dengan alamnya yang penuh dengan pohon kayu putih dan gunung emasnya. Pulau yang menyimpan kenangan kelam tentang cerita G 30 S PKI atau biasanya masyarakat setempat menyebutnya  dengan sebutan tahanan politik (Tapol).

Mari lebih dalam lagi kita lihat tentang peninggalan sejarah menyangkut dengan Tahanan Politik. Salah satunya adalah Monumen  Panita Umar, yang letaknya sekitar lima kilo meter ke arah barat dari Markas Komando (Mako) tempat barak-barak dahulu para tahanan politik tinggal. Lebih tepatnya berada di Desa Wanakarta ( unit V), Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru.

Kepada Kemurnian dan Keluhuran Pancasila     

Pelda Panita Umar Prajurit Sapta Margais Kodam XV Pattimura, gugur pada tanggal: 06 Oktober 1972, Jam: 13: 30 W.I.T. Dalam menjalankan tugas demi pengabdiannya kepada kemurnian dan keluhuran pancasila. Begitulah yang tertera pada depan patung di Monumen Panita Umar.

Berbicara tentang patung Panita Umar, diceritakan oleh warga setempat dahulunya Sang Prajurit dimutilasi oleh empat tahanan politik karena mereka tidak tahan dengan kekejaman pada saat melaksanakan tugas. Sang Prajurit di mutilasi dengan cara dipotong kedua kaki dan tanganya hingga tewas. Setelah melakukan pembunuhan para pelaku pembunuhan tersebut lari menuju hutan belantara untuk menyembunyikan diri.

Sempat tidak Terawat

Dulu patung ini tidak terawat dengan rerumputan liar di sekitarnya. Tidak ada jarak atau pagar antara patung dengan area persawahan. Akses masuknya pun jalan setapak berlumpur. Namun sekarang patung Pelda Panita Umar telah dipagar beton, akses masuk menuju patung juga sudah diplester semen. Mudah dilalui dan tidak digenangi lumpur lagi. Terdapat tanaman-tanaman hias di sekitarnya. Bahkan bisa tampak jelas dari jalan raya.

Di sebrang jalan dari monumen panita umar terdapat kedai di tengah sawah yang cukup nyaman, Kedai Dewi Asih. Bisa dijadikan rekomendasi selain wisata sejarah juga bisa sekalian wisata kuliner di sini. Selain lokasi yang strategis dan kondusif, tempat ini juga romantis. Sembari menikmati menu kedai, kita juga bisa menikmati sunset kala senja.

Kalau kalian berkunjung ke Pulau Buru jangan lewatkan situs sejarah ini, ya. Singgah sejenak untuk mengenang arwah pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Inilah sisa karya para tapol orde baru dengan segala deritanya. Para prajurit yang salah satunya adalah Panita Umar, mereka berlaku kejam karena sedang melaksanakan tugas yang berat dari Negara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline