Lihat ke Halaman Asli

Surat Cinta dari (Mantan) CS Bank Syariah

Diperbarui: 8 Mei 2016   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu’alaikum dengan Dwi, customer service

Ada yang dapat saya bantu?

Dua tahun tiga bulan saya berprofesi menjadi customer service suatu bank syariah. Setiap hari terasa dinamis karena dipertemukan dengan berbagai macam karakter nasabah dengan berbagai macam transaksi. Selama menjadi frontliner, benar-benar mewarnai hidup saya karena belajar mengenai perbankan syariah beserta produk-produknya, belajar keislaman, berorganisasi serta komunikasi.

Walaupun sekarang saya sudah tidak bekerja lagi menjadi customer service, tulisan ini yang saya mau sharing untuk nasabah dan calon nasabah bank syariah. Surat cinta dari saya, sang mantan CS bank syariah ^.^

Dear Nasabah

APA ITU PERBANKAN SYARIAH?

Nasabah saya umumnya menanyakan, apa sih bank syariah itu. Bedanya apa dengan bank konvensional?

Bank syariah adalah bank yang bank yang berdasarkan atas prinsip-prinsip syariah yaitu Al-Quran dan hadist (selain dari hukum positif di Indonesia). Landasan filosofisnya didasarkan atas konsep dasar ekonomi syariah yang bertujuan tercapainya falah (sejahtera material dan spritual) yang mencakup aspek keadilan, kemaslahatan dan keseimbangan.

Secara teknis, perbankan syariah tidak berbeda dari bank konvesional bank dalam arti keduanya harus mampu mengumpulkan dana dari nasabah dan menginvestaikan dana dalam bisnis yang menguntungkan. Sebagai catatannya, pihak bank syariah tidak boleh menginvestasikan kedalam bisnis minuman keras, perjudian, pornografi atau bisnis yang dianggap membahayakan yang dapat menganggu kesejahteraan masyarakat. 

Poin-poin utama dari perbankan syariah yakni:

Melarang Bunga

Sistem keuangan Islam melarang keras riba. Riba adalah penambahan pada harta dalam akad tukar-menukar tanpa adanya imbalan atau pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Islam mendorong perdagangan tetapi tidak riba, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran dalam Surah Al Baqarah ayat 275-276,

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya lalu terus berhenti (dari mengambil riba) maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka. mereka kekal didalamnya. Allah memusnakan riba dan menyuburkan orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.”

Pembagian Laba-Rugi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline