Kualitas air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari sumber-sumber air. Kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji berdasarkan parameter parameter tertentu berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (KepmenLH, 2003). Kondisi perairan laut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang menyebabkan perubahan kondisi fisik, kimia dan biologi, baik dari darat maupun dari laut itu sendiri. Faktor dari darat yang mempengaruhi kondisi perairan laut, seperti aktivitas manusia yaitu pemukiman, industri, dan penambangan. Sedangkan, faktor dari laut yaitu pasang surut, gelombang, arus dan kegiatan manusia di perairan laut seperti penambangan pasir laut, eksplotasi migas lepas pantai dan transportasi laut. Parameter kualitas perairan yang penting untuk dianalisis adalah sifat fisik, kimia dan biologi.
Salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme di perairan yaitu suhu perairan dimana walaupun suhu merupakan faktor eksternal yang paling mudah untuk ditelit dan ditentukan namun sangat berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme dan penyebaran organisme air. Beberapa hal yang mempengaruhi suhu pada badan air diantaranya musim, lintang, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta kedalaman air. Suhu perairan sangat berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan karena terjadinya perubahan suhu permukaan akan mempengaruhi proses fisik, kimia dan biologi di perairan tersebut. peningkatan suhu akan menyebabkan terjadinya stratifikasi atau pelapisan air yang akan berpengaruh terhadap pengadukan air yang sangat diperlukan dalam penyebaran oksigen sehingga dengan adanya pelapisan air tersebut di lapisan dasar menjadi tidak anaerob.
Menurut simanjuntak (2009) bahwa pH perairan merupakan salah satu parameter kimia penting dalam memantau kestabilan perairan. Biota di perairan sangat dipengaruhi oleh variasi pH dimana tingginya nilai pH akan sangat menentukan dominasi fitoplankton yang akan berdampak para tingkat produktivitas primer suatu perairan karena keberadaan fitoplankton sangat didukung oleh ketersediaan nutrient di perairan laut. Selain itu, kondisi perairan yang terlalu basa maupun terlalu asam akan membahayakan bagi kehidupan organisme karena akan mengganggu proses metabolisme dan respirasi. Rendahnya pH hasil pengukuran dapat saja terjadi karena pH di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aktivitas fotosintesa biota laut, suhu dan salinitas perairan.
TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang umumnya disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke badan air. TSS sangat mempengaruhi penetrasi cahaya matahari ke kolam air karena dapat meningkatkan nilai kekeruhan yanga pada akhirnya akan mempengaruhi proses fotosintesis oleh fitoplankton dan tumbuhan air sehingga berdampak pada pasokan oksigen terlarut yang berkurang dan meningkatkan pasokan CO2 di perairan. Nilai TSS yang tinggi melebihi ambang baku mutu secara tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme karena akan meningkatkan kekeruhan perairan sehingga berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Hal ini akan berdampak pada terganggunya kehidupan dan perkembangan biota serta dapat menyebabkan kematian biota dikarenakan dapat menutup insang dan saluran pernafasan. Tingginya TTS dapat mengurangi proses forosintesis yang pada akhirnya akan memusnahkan sumberdaya perikanan di daerah pemijahan.
Konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas amonia dipengaruhi oeh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan bersifat racun jika jumah amonia banyak, sedangkan dengan kondisi pH tinggi hanya dengan jumlah amonia yang sedikit akan bersifat racun.Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan pupuk pertanian.
Konsentrasi nitrat yang tinggi di perairan dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme perairan apabila didukung oleh ketersediaan nutrient. sehingga bila nilai nitrat yang terkonsentrasi di perairan melebihi 0,2 mg/l dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi(pengayaan) perairan dan selanjutnya menstimulir pertumbuhan alga dan tumbuhan air secara pesat. Tingginya nilai nitrat di titik sampling ini kemungkinan bersumber dari masukan bahan organik akibat aktivitas dari daratan yang dapt berupa erosi daratan, masukan limbah rumah tangga, limbah pertanian berupa sisa pemupukan dan lainnya.
Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat yang masuk dalam kelompok bersifat toksisitas tinggi selain HG, Cd, Cu dan Zn menurut Kementrian Negara Kependudukan dan lingkungan Hidup (1990). Karena sifat toksisitasnya yang tinggi, logam berat timbal (Pb) tidak diharapkan keberadaannya dalam tubuh makhluk hidup meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Namun disisi lain, Timbal (Pb) sangat banyak membantu dalam kehidupan manusia sehari-hari. Tingginya kadar Pb diperairan tersebut kemungkinan diakibatkan oleh aktivitas industry, cat, pengawet kayu, minyak pelumas, komponen mesin dan BBM dalam aktifitas pelayaran serta berasal dari kegiatan domestik. Selain itu Kandungan logam dalam air dapat berubah-ubah atau sangat tergantung pada lingkungan dan iklim. Pada musim hujan kandungannya lebih kecil karena proses pelarutan, sedangkan pada musim kemarau kandungannya lebih tinggi karena logam dalam air lebih terkonsentrasi
bakteri coliform dalam air mengindikasi bahwa air tersebut terkontaminasi oleh tinja yang bersifat pathogen dalam usussehingga tidak layak untuk dikonsumsi (Sopacua. Dkk,2013). Semakin banyak jumlah coliformartinya semakin buruk kualitas air tersebut. Total coliform yang tinggi melebihi ambang baku mutu yang telah ditetapkan akan berbahaya bagi kesehatan masyarakat sekitar terutama bagi masyakat yang bermukim di perumahan yang tidak terencana (Sumantri, 2011)
Dampak pada Ekosistem Laut
- Kerusakan Terumbu Karang: Pencemaran air dapat menyebabkan eutrofikasi yang merangsang pertumbuhan alga secara berlebihan. Alga ini dapat menutupi terumbu karang dan menghalangi sinar matahari yang diperlukan untuk fotosintesis, sehingga terumbu karang mengalami pemutihan dan kematian.
- Penurunan Populasi Ikan: Logam berat dan bahan kimia berbahaya dalam air dapat meracuni ikan dan organisme laut lainnya. Ini tidak hanya mengurangi keanekaragaman hayati, tetapi juga berdampak pada mata pencaharian nelayan lokal.
- Gangguan Rantai Makanan: Pencemaran air mempengaruhi plankton dan mikroorganisme yang merupakan dasar dari rantai makanan laut. Gangguan pada level ini dapat berdampak luas pada keseluruhan ekosistem laut.
Dampak pada Kesehatan Masyarakat
- Penyakit Bawaan Air: Kontaminasi sumber air minum oleh bakteri, virus, dan parasit dapat menyebabkan berbagai penyakit bawaan air seperti diare, kolera, dan tifus.
- Keracunan Logam Berat: Paparan jangka panjang terhadap air yang terkontaminasi logam berat seperti merkuri dan timbal dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, termasuk kerusakan saraf, gangguan fungsi ginjal, dan risiko kanker.
- Ketergantungan pada Sumber Air yang Tercemar: Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil seringkali bergantung pada sumber air yang tercemar, yang dapat memperburuk masalah kesehatan dan mengurangi kualitas hidup.
Kualitas air laut yang menurun berdampak luas pada lingkungan dan kehidupan masyarakat. Ekosistem laut yang tercemar dapat mengurangi keanekaragaman hayati, mengganggu rantai makanan laut, dan menurunkan hasil tangkapan ikan yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak nelayan. Selain itu, air laut yang tercemar juga dapat mengancam kesehatan masyarakat pesisir yang bergantung pada air laut untuk kebutuhan sehari-hari.