Lihat ke Halaman Asli

Desaku Tercinta

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1292524091167942691

Aku teringat dengan kenangan-kenangan indah masa kecilku di desa terpincil ini,desa yang berada di sebelah timur kabupaten halmahera selatan. Sebuah desa yang dikelilingi bukit dan pohon-pohon kelapa yang indah di pandang ketika kita mulai memasuki desa tersebut.di desa ini aku di besarkan dan di desa inilah ku mulai menata masa depanku,ku yakin bahwa suatu saat nanti ku pasti bisa sukses seperti orang-orang yang selalu diceritakan ayahku ketika sedang kumpul bersama keluarga,mereka itulah orang-orang yang menjadi inspirasiku ketika itu.

Sejak kecil aku sudah dibiasakan berinteraksi dengan orang-orang non muslim karena di desaku masyarakatnya terdiri dari muslim dan non muslim,sebagian keluargaku juga non muslim.Tetapi hal itu tidak menjadikan perbedaan diantara kami dalam berinteraksi yang membedakan kami hanyalah keimanan.tak terasa waktu berjalan begitu cepat,perubahanpun terjadi di desaku.akan tetapi,satu hal yang menjadi ciri khas desaku adalah rasa solidaritas yang begitu tinggi,ini yang menjadikanku bangga dengan desaku tercinta.

Di desa inilah aku mulai belajar untuk hidup mandiri,karena kondisi keluargaku yang broken home.Sejak kecil ku hidup bersama nenek dan kakekku tercinta yang begitu menyayangiku dan mengajarkanku banyak hal tentang arti kehidupan.Dalam hatiku selalu terbersit bagaimana rasanya kasih sayang “ayah dan ibu”,ku selalu beranggapan bahwa mereka sangat kejam karena begitu tega membuat aku dan adik-adikku kehilangan hangatnya kasih sayang mereka.Bagaimana tidak,mereka berpisah ketika aku dan adik-adikku masih berusia belia.Akan tetapi, itu semua tidak menjadikanku terpuruk dalam kesedihan yang panjang tapi justru hal itu membuatku sadar bahwa suatu hari nanti ku harus bisa memperbaiki keadaan keluargaku menjadi sebuah keluarga yang utuh seperti yang selalu ku impikan,keluarga yang bahagia dunia akhiraat,amiiin.

Waktu itu aku berusia 14 tahun kakek yang sangat ku banggakan dan selalu menjadi motivatorkudi panggil oleh sang khaliq.ketika kakekku telah tiada aku hidup bersama nenekku di desa ini,tentunya ku harus lebih dewasa dalam melakukan sesuatu agar tidak mengecewakan nenekku.Tak lama kemudian aku pun berpisah dengan semua keluarga dan desaku tercinta ini tuk melanjutkan study ku ke timur tengah (mesir).Tangisan air mata tak tertahankan saat harus berpisah dengan keluargaku tercinta di pelabuhan desaku,desa kecil inilah yang membuatku berani bermimpi tuk meraih cita-citaku.Sudah lama aku meninggalkan desa yang menjadi awal inspirasiku,ku tinggalkan desa tercinta ini untuk mencari dan meraih impianku,impian yang sudah ku bangun ketika masih di desa.

Telah sekian lama ku pendam rasa rindu untuk kembali ke desa ini,desa dimana aku pernah melewati masa-masa kecilku yang indah.Rindu akan keluarga,rindu akan teman-teman seperjuangan dan rindu akan kebersamaan yang telah kita bangun di desa kecil ini membuatku selalu memikirkan untuk pulang.Rindu yang bermakna,rindu yang membuatku tetap bertahan tuk meraih cita-citaku,ku teringat akan pesan ayahku ketika aku akan berangkat,beliau berkata”wahai anakku, jangan pulang sebelum engkau berhasil”hal itulah yang selalu menjadi motivasiku ketika rasa malas mulai menghampiriku.

Hampir 4 tahun aku berada di negeri ini,negeri pyramid,negeri kinanah,negeri seribu menara,negeri para anbiyah dan masih banyak lagi julukan untuk negeri ini.Disini ku gantungkan cita-citaku dan berusaha tuk meraih kesuksesan,ku sadari bahwa betapa b

[caption id="attachment_80381" align="alignright" width="300" caption="FOTO: Pribadi (UMA)"]

12925236301301954849

[/caption] eratnya amanah yang ku emban.Amanah yang harus ku pertanggungjawabkan,amanah yang membuatku ngeri ketika membayangkannya,dalam diam ku selalu berdo’a semoga ku mampu mengemban amanah yang diberikan.

Keluargaku tersayang,andaikan mereka tahu bahwa ku selalu merindukan mereka…ahh sekali lagi ku harus memendam rasa ini demi mengejar impianku.Setiap musim liburan tiba,rindu ini serasa menyeruak dalam dada,mengingat masa-masa SMA dulu, setiap liburan ramadhan atau liburan semester pasti pulang ke desa,sekarang sudah jauh berbeda,liburan semester pun hanya ku habiskan disini,di negeri kinanah ini,tapi hal itu tidak menyurutkan semangatku untuk mempergunakan waktu yang ada,setiap waktu liburan ku habiskan dengan mengikuti beberapa kegiatan MASISIR(Mahasiswa Indonesia di Mesir) dan beberapa kajian disana sini agar waktu liburanku tidak terbuang sia-sia.

Ku tahu,bahwa hidup itu adalah sebuah perjuangan,sebuah pengorbanan menuju masa depan.Agar bisa mencapai apa yang kita inginkan kita harus berusaha,mencoba dan terus mencoba walau kegagalan sering menghampiri,karena itulah hidup.kehidupan ini bagai arena perlombaan,jika kita menginginkan yang terbaik untuk kehidupan dimasa mendatang maka kita harus bekerja keras.Jatuh atau gagal dalam meraih sebuah kesuksesan adalah hal yang biasa,karena kegagalan dan kesuksesan bagaikan satu paket yang tidak bisa dipisahkan.Jika ingin sukses maka jangan takut untuk gagal karena kegagalan merupakan proses menuju kesuksesan.

Semua orang di dunia ini ingin mengenyam manisnya kesuksesan tapi tak sedikit orang yang salah dalam menafsirkan sebuah kegagalan,hanya sedikit orang yang bisa mengambil hikmah dari sebuah kegagalan itu dan menjadikannya sebagai pelajaran untuk mencoba dan mencoba lagi,mereka inilah orang-orang yang selalu yakin bahwa kesuksesan hanya akan menghampiri orang yang mau berusaha,orang yang tidak pernah putus asa untuk terus mencoba,orang yang mempunyai semangat untuk terus maju demi menggapai apa yang mereka inginkan.Aku selalu terinspirasi dengan kata-kata ayahku”jika ayah dan ibu sudah jadi petani,maka usahakan kamu jangan jadi petani lagi seperti ayah dan ibumu,kamu harus lebih tinggi dari kami,sekali lagi kami tidak butuh apa-apa darimu nak,melihatmu sukses saja ayah dan ibu sudah bahagia.Dalam hati ku berjanji bahwa suatu hari nanti akan ku berikan kado kesuksesan itu untuk kedua orang tuaku.

Keluarga adalah inspirasi terbesar dalam hidupku.Merekalah yang membuatku bisa kuat, merekalah yang membuatku mampu melewati setiap lika liku hidup ini.Karena mereka aku bisa seperti ini,karena merekalah aku bisa sampai disini,di negeri yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya kalau aku akan menginjakkan kakiku di negeri para nabi ini.

Terimakasih buat ayah dan ibu,nenek dan kakek tersayang,adik-adikku dan keluargaku yang selalu ku rindukan.Terimakasih atas semua yang telah diberikan untukku,baik berupa motivasi maupun materi.Semoga Allah membalas berupa pahala disisi-Nya,selalu melindungi kalian semua dan semoga dipertemukan kembali di desa tercinta,tentunya dalam suasana bahagia.amiiin

I Love You Forever

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline