Lihat ke Halaman Asli

Najwa Aulia Rahmadani

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ambar dan Hadist Palsu di Dinding Toko Buku

Diperbarui: 27 November 2024   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ambar, seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, selalu merasa bahwa belajar itu adalah proses seumur hidup. Sejak kecil, ia diajarkan oleh orang tuanya untuk selalu memilah dan memilih setiap informasi, terutama yang berkaitan dengan agama. Itu sebabnya, setiap kali ia mendengar sesuatu yang baru tentang Islam, ia selalu ingin memastikan kebenarannya.

Suatu malam, Ambar sedang berjalan pulang dari kampus ketika ia melewati sebuah toko buku kecil di sudut jalan. Toko itu tampak sederhana, tetapi ada sesuatu yang menarik perhatian Ambar. Di dinding toko buku tersebut, terdapat sebuah papan pengumuman yang cukup mencolok. Tertulis dengan huruf besar:

"Berpuasalah, Kalian Akan Sehat!"

Di bawah tulisan itu, ada penjelasan singkat yang mengklaim bahwa hadist Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa berpuasa tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga membawa manfaat kesehatan. Ambar yang penasaran mendekat dan membaca lebih teliti.

"Apakah benar ada hadist seperti ini?" Ambar bertanya dalam hati. Ia tahu bahwa puasa memiliki banyak manfaat kesehatan, tetapi ia merasa ragu apakah hadist yang tertulis benar-benar sahih.

Dengan rasa ingin tahu, Ambar memutuskan untuk masuk ke dalam toko buku itu. Pemilik toko, seorang pria paruh baya, menyambutnya dengan ramah.

"Selamat sore, nak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya pemilik toko.

Ambar pun menunjuk papan pengumuman yang ada di dinding. "Pak, saya penasaran, apakah hadist ini sahih? Saya belum pernah menemukannya di kitab-kitab hadist yang saya baca."

Pemilik toko itu tersenyum. "Oh, itu hadist yang sangat populer. Banyak orang yang datang untuk membaca dan membicarakan manfaatnya."

Namun, Ambar merasa ada yang janggal. Meskipun pemilik toko terlihat yakin, Ambar merasa perlu memastikan informasi tersebut. Setelah pulang ke rumah, ia langsung membuka kitab-kitab hadist yang sering ia baca, seperti Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Ternyata, setelah mencari-cari, Ambar tidak menemukan hadist yang berbunyi seperti yang tertera di toko buku itu.

Ambar semakin yakin bahwa hadist tersebut tidak sahih. Meskipun banyak penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa puasa baik untuk kesehatan, kalimat tersebut bukan bagian dari hadist Nabi Muhammad SAW. Hadist yang ada di toko buku itu kemungkinan besar adalah hadist palsu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline