Hidup adalah sebuah perjalanan tanpa henti. Hidup itu sebuah takdir mutlak yang tidak bisa di rubah. Kita dilahirkan dengan tujuan masing-masing. Hidup tanpa makna akan hampa, apalagi tanpa tujuan. Setiap manusia lahir dengan takdirnya masing-masing. Kita tidak bisa memilih sebelum dilahirkan, memilih dilahirkan dari rahim siapa,memilih jenis kelamin, jodoh dengan siapa, mati kapan,memilih kaya atau miskin dan lainnya.
Kita tidak bisa memilih dan memilah apa yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Namun tujuan hidup bukanlah sebuah takdir yang mutlak, karena kita bisa memilih dan memilah kemana tujuan hidup kita, mau jadi apa kita. Hidup harus punya gagasan yang jelas, makna hidup juga bukan sekedar dilahirkan dan dimatikan.
Hidup berarti menjalankan aturan-aturan dan juga menjalankannya dengan kaki sendiri. Ibarat manusia adalah pengemudi dan mobil adalah hidupnya. Kemana kita akan menjalankan hidup, ke arah mana tujuan hidup kita. Saat mengemudi apa yang kau temui dijalan, sebuah ujian yang menghantam dan semata-mata bukan hanya tentang hidup bahagia. Kesedihan, keraguan, kebimbangan seolah-olah bumbu dalam kehidupan.
Setelah menceritakan tentang hidup lantas saya akan mengalihkan cerita ke pewayangan Semar yang mengaitkan kehidupan dengan pradah ajaran Semar. Siapa yang tidak kenal Semar?
Semar adalah tokoh utama dalam pewayangan jawa dikisahkan sebagai pengasuh juga penasihat para ksatria dalam pementasan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Semar mengajarkan tentang hal yang bermanfaat bagi kehidupan. Semar dianggap sebagai dewa yang menjelma menjadi manusia untuk mengabdi kepada manusia. Semar mengajarkan kejujuran dan kebenaran kepada para ksatria dalam menjalankan kehidupan.
Semar memiliki sikap mental utama tadah, pradah, ora wegah. Namun yang saya bahas kali ini adalah Pradah.
Sikap Pradah berarti sikap yang ikhlas memberikan apapun, kepada siapapun. Sikap pradah ini baik berupa tenaga, ilmu, pikiran dan juga harta. Tidak ada alasan kita tidak punya apa-apa untuk memberi, karena apapun yang kita punya baik tenaga,ilmu, pikiran positif, harta. Memberi berarti harus ikhlas tanpa ada paksaan apapun, karena nilai keikhlasan itu lebih utama begitupun dengan makna pradah.
Kita lihat dalam segi agama islam bahwa Pradah atau ikhlas dapat didefinisikan sebagai perbuatan yang sengaja dilakukan dalam bentuk ketaatan kepada sang pencipta Alllah SWT dan mengharapkan setiap keridhaan-Nya serta menghapus keburukan yang ada.
Ikhlas adalah suatu perbuatan yang tulus dan murni tanpa adanya pamrih dan mengungkit-ngungkitnya kembali. Ikhlas yang artinya sebuah ketulusan tak lain hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ilmu tasawuf ikhlas juga dipahami mengarahkan segala orientasi ketaatan, semata-mata hanya karena Allah SWT.
Kembali lagi ke cerita awal, bahwa hidup bermakna pradah dalam ajaran Semar, yang artinya kehidupan yang bermakna adalah saat ketika memberi dan menjalankan dengan ikhlas. Pradah dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di mulai dari hal kecil dan dilakukan secara nyata.
Sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah-tengah masyarakat dengan perhatian terhadap pendidikan yang rendah, membantu menuntun anak-anak ke bangku sekolah, namun kita juga dapat membagikan pengetahuan yang bermanfaat dengan ilmu yang dimiliki kepada anak-anak yang tidak dapat bersekolah.
Atau kita dapat memberikan buku-buku kepada anak-anak dan masih banyak hal lain lagi yang dapat kita lakukan yang mencakup segala sesuatu dalam pradah. Dengan sikap pradah yang sudah diajarkan dalam pewayangan semar semoga kita dapat memetik hal-hal baik di dalamnya dan menerapkannya di kehidupan nyata.