Karya; Rozita
Ketika saya duduk di bangku sd, saya memiliki lima sahabat dekat; Rani,indah,sarah,nisa dan aisyah. Kami sangat dekat, menghabiskan hampir setiap hari bersama di sekolah. Hari-hari kami penuh tawa, bercanda,dan saling mendukung satu sama lain.namun semua berubah ketika ada rombongan anak laki-laki dari sekolah lain yang sering lewat didepan sekolah kami setiap pagi sabtu. Salah satu dari mereka menarik perhatian sarah. Dengan malu-malu, dia mengaku bahwa dia menyukai anak itu ( salah satu dari rombongan anak laki-laki) yang belakngan kami ketahui bernama adi.
Sarah dan adi mulai pacaran secara diam-diam. Hubungan mereka sederhana, layaknya anak-anak. Kami mendukung sarah, meskipun sering menggoda mereka berdua. Waktu berlalu, dan kami semua lulus dari sd. Saat itu, saya,Rani, dan Indah melanjutkan ke SMP yang sama, sedangkan Sarah dan Nisa pergi kesekolah lain yang berbeda dari kami ber tiga. Dan Saya tidak menyangka bahwa Adi, yang dulu pacaran sama Sarah, juga masuk ke SMP yang sama denganku.
Selama tiga hari kami di ospek untuk siswa/siswi baru. Hari pertama pembagian kelas menjadi momen mengejutkan ketika saya tahu bahwa sekelas dengan Adi. Awalnya, kami hanya teman biasa. Saya lebih sering bersama Rani dan Indah, apalagi setiap pagi kami selalu pergi kesekolah bersama dengan motor milik Rani. Rutinitas ini membuatku merasa nyaman meskipun berada dilingkungan baru. Semester pertama berjalan biasa saja. Saya sibuk beradaptasi dengan lingkungan baru dan mengenal teman-teman sekelas. Adi pun bukan siapa-siapa bagiku saat itu. Namun, ketika memasuki semester kedua, semuanya mulai berubah. Kami sering saling ejek-mengejek satu ama lain dan bercanda di dalam kelas. Awalnya saya mengangap itu hannya lelucon, tetapi lama kelamaan saya merasa ada sesuatu yang berbeda. Moment yang paling saya ingat adalah ketika Adi tiba-tiba memberiku setangkai bunga kecil ditaman sekolah. adi menghampiriku dengan wajah gugup,lalu menyodorkan bunga itu padaku. "ini buat kamu," katanya pelan.
Aku sempat terdiam, merasa terkejut,tetapi akhirnya aku tersenyum dan menerimanya. Itu adalah awal dari hubungan kami yang semakin dekat. Adi mulai sering mencarik alasan untuk berbicara denganku.saat jam istirahat, dia selalu duduk di dekatku, memintak bantuan untuk tugas, atau hannya sekedar mengobrol. Ada saat-saat dimana dia membutuhkan bantuanku, seperti ketika dia tidak membawa motornya kesekolah, biasanya pulang adi selalu pulang bareng aku. Aku dengan senang hati membantu dan menawarkan diri untuk mengantarnya pulang menggunakan motor saya.
"Kamu yakin nggak apa-apa?" tannya Adi dengan ragu.
"nggak apa-apa kok, rumah kita searah," jawabku sambil tersenyum.
Hal-hal kecil seperti itumembuat hubunga kami semakim erat. Aku juga masih ingat betapa dia selalu memperhatikanku, terutama saat hari ulang tahunku tiba. Setiap tahun,adi selalu memberiku hadiah sederhana tetapi bermakna. Hadiah pertamanya adalah sebuah buku catatan kecil dengan hiasan bunga di sampulnya.
"biar kamu bisa menulis apa pun yang kamu suka," katanya.