Lihat ke Halaman Asli

Layu yang Abadi

Diperbarui: 23 Desember 2024   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

karya surga Ningsih

Bagian 1

Happy ending adalah kalimat yang diharapkan menjadi sebuah akhir cerita yang menyenangkan. Namun,kita tahu bahwa tidak semua cerita akan berakhir bahagia.

Hai,perkenalkan aku Harumi Mehrunisa,seorang gadis pemuja bulan. Kehidupan ku berjalan sempurna selama 16 tahun,kehangatan,kebahagiaan keluarga semua bisa aku dapatkan. Hidupku mengalir selayaknya air sungai yang jernih dan penuh kehidupan di dalamnya,tetapi tentu ada beberapa batu kerikil yang sering kali membuat aku terluka dan berdarah. Dari sanalah aku merasa bahwa semesta menjadikan aku sebagai salah satu favoritnya. Hingga hari itu tiba,nyatanya semesta tidak mempunyai favoritnya tersendiri.

Aku berusia 16 tahun,dimana pada tahun ini aku akan berusia 17 tahun. Ayah dan ibu ku masih lengkap,dan aku adalah anak tunggal. Keluarga kami bukanlah berasal dari keluarga yang kaya raya,namun pekerjaan ayah dan ibu cukup untuk menghidupi keluarga kecil kami. Ayah ku bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta ya sebagai karyawan. Dan ibu ku memiliki sebuah toko kue yang tidak terlalu besar namun selalu ramai pengunjungnya.

Hobiku adalah bermain bulu tangkis,bersama sahabat kecil ku yaitu Arshyla. Aku sering memanggilnya Shyla. Kami sudah bersahabat dari kecil atau bahkan sejak dalam kandungan,karena ibu ku dan ibu Shyla juga bersahabat dan ditambah lagi rumah kami yang jaraknya hanya 2 rumah. Tak hanya Shyla,aku juga mempunyai sahabat laki-laki yang sering ku panggil Dipta,Sadipta Elfatir namanya. Aku dan Dipta juga sudah berteman sejak usia kami 5 tahun,karena rumahnya Dipta itu depan rumahku. Sadipta adalah lelaki tampan,parasnya yang begitu perfect bagiku. Mungkin aku jatuh cinta padanya,namun tidak dengan Dipta.

Sore ini,aku,Dipta dan Shyla sedang duduk ditaman komplek perumahan kami,ya kami memang selalu ke sini bertiga saja

"pendek" ucap Dipta.

"ah gamau males" ketus Harumi

"eh kalian udah ada rencana mau masuk eskul di sekolah?" Tanya Dipta.

Sekedar untuk kalian tahu,kami bertiga bersekolah di tempat yang sama,yaitu SMA NAVAGHARA salah satu sekolah terkenal di Jakarta dan isinya kebanyakan anak-anak orang kaya dan anak-anak pejabat. Aku,dan Shyla bisa masuk ke sekolah itu karena prestasi sehingga mendapatkan beasiswa. Sementara Dipta,ya karena dia anak orang kaya walaupun kepintarannya tidak seberapa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline