[caption id="attachment_290701" align="aligncenter" width="546" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Semalam saya sampai rumah sekitar pukul 10.30 malam. Saya dari rumah sakit PHC Surabaya, suntik! Atas rekomendasi emak (boleh juga dibilang pemaksaan dengan omelan setiap hari selama dua tahun terakhir hehehe), akhirnya saya pergi juga ke spesialis kandungan untuk mendapat vaksin HPV. Berhubung siang saya kerja, saya ambil jadwal malam. Saya baru tahu yang saya datangi ternyata dokter perempuan. Awalnya saya sempat agak illfeel karena katanya dokter kandungan perempuan itu galak. Baiklah, kita lihat saja nanti. Saya sampai PHC pukul 7 dan dapat antrian nomor 26. Ketika saya duduk di bangku antrian suster sedang memanggil antrian nomor 7. Ya salaaaammmm, Lamooo lai! Untung ada Sophie menemani. Saya membaca beberapa bab Dunia Sophie tentang Socrates, lumayan menghilangkan kejenuhan menunggu. Sementara itu hilir mudik di sepanjang koridor wanita wanita hamil yang diantar suaminya. Saya senyum senyum sendiri. Tiba giliran saya dipanggil -entah sudah pukul berapa itu. Saya masuk dan disambut senyum dokter muda yang cantik. Dokternya ramah sekali, friendly, santai dan tidak begitu formal. Dia menjelaskan bahwa HPV adalah Human Papilloma Virus yang bisa menyebabkan kanker leher rahim atau kanker serviks, pembunuh wanita No. 1 di Indonesia. Katanya cara kerja vaksin ini tidak jauh berbeda dengan vaksin yang umumnya diberikan kepada bayi. "Mbak, virus HPV itu dicuil dan dijadikan vaksin dimasukkan kedalam tubuh dan nantinya akan memberikan kekebalan pada tubuh terhadap virus HPV itu sendiri" Begitu kata dokternya. Singkat cerita, menurut dokter yang ternyata namanya dr Eighty Mardiyan K Sp.Og (namanya mbois yaaa :D) ini vaksin bisa diberikan kepada perempuan yang sudah mendapatkan menstruasi terlebih lagi untuk mereka yang akan berhubungan seksual (sebut saja menikah). Sebetulnya rentang waktunya tidak terbatas bahkan yang berusia 55 tahun masih disarankan untuk mendapat vaksin ini. Di luar negeri vaksin ini mulai diberikan kepada gadis gadis berusia 10 tahun dengan dalih di usia belasan mereka sudah aktif melakukan hubungan seksual. Secara umum vaksin HPV ada 2 jenis. Yang pertama yaitu yang bekerja untuk dua jenis virus tipe 16 dan 18 (saya lupa merek vaksinnya) yang kedua adalah Gardasil yang bisa melawan 4 jenis virus HPV yakni tipe 6, 11, 16, dan 18). Type 16 dan 18 adalah virus penyebab kanker sementara tipe 6 dan 11 adalah penyebab kutil kelamin. Gardasil ini yang disuntikkan ke lengan saya tadi sore. [caption id="" align="aligncenter" width="180" caption="www.oneyao.net"][/caption] Tetapi sebelumnya dokter sempat USG saya sedikit, melihat kondisi rahim katanya. Perut saya diberi gel dan diperiksa (kayak di tipi tipi, wkwkwkwk). Katanya rahim saya bersih, tidak ada benjolan, miom, atau kista. Jadi vaksinasi bisa dilakukan. FYI, karena saya masih gadis, pemeriksaannya sebatas USG saja. Bagi yang sudah menikah wajib dilakukan papsmear untuk memastikan rahimnya dalam keadaan sehat. Karena apapun jenisnya, vaksin tidak boleh diberikan kepada pasien yang sedang tidak sehat. Jadi bila hasil papsmearnya kurang baik, maka harus diberekan dulu masalahnya, setelah sehat vaksin baru bisa dilaksanakan. Saya sempat bertanya juga kehalalan vaksin ini lantas dokter yang berjilbab itu mangguk mangguk dan memastikan vaksinnya halal. Selain itu vaksin bisa diberikan saat menstruasi. Sayangnya saya lupa bertanya apakah boleh juga diberikan kepada wanita hamil. Pada saat vaksin kedua akan saya tanyakan. O iya, vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali suntik. Yang pertama bulan 0 (awal suntik), bulan 1 dan bulan 6. Vaksin ini harus diberikan sesuai jadwal atau efektivitasnya akan berkurang. Karena itu bulan depan saya akan kembali menemui dokter ramah itu. Harga vaksin ini tidak bisa dikatakan murah, setidaknya untuk saya. Tapi mengingat manfaatnya, harga boleh diampunilaaah. Gardasil 0.5 ml dihargai Rp 828.816 (harga PHC, rumah sakit lain bisa lebih murah atau lebih mahal) belum termasuk biaya dokter dan USG tadi. Total saya mengeluarkan Rp 948.178 untuk sekali suntik dan masih ada dua kali lagi. Bila sudah menikah tentu biayanya lebih besar lagi karena masih harus papsmear dan lain lain. Jadi untuk yang belum menikah (belum pernah berhubungan seksual) ayo ndangvaksin!!! Bagaimanapun itu saya anggap investasi untuk kesehatan rahim saya yang bakal melahirkan anak anak. Bila saya tetap sehat, saya tidak perlu lagi mengeluarkan biaya berobat dan macam macam, ya to? dan insya Allah anak anak yang saya lahirkan juga sehat. Aamiin. Kata dokter Eighty vaksin ini tidak menimbulkan efek samping apa-apa, mungkin cuma nyilu sedikit. Dan iya memang benar, sampai saya ngetik note ini, lengan kiri masih nyilu sedikit. Mungkin besok atau lusa akan hilang sendiri. Lantaran saya fans Google, saya browse info tentang Gardasil. Hasilnya saya menemukan laman ini. Di situ diterangkan bahwa vaksin ini diberikan kepada boys and girls. Wow! Itu artinya HPV tidak hanya menyerang perempuan. Laki lakipun bisa terjangkit virus ini.
GARDASIL is the only human papillomavirus (HPV) vaccine that helps protect against 4 types of HPV. In girls and young women ages 9 to 26, GARDASIL helps protect against 2 types of HPV that cause about 75% of cervical cancer cases, and 2 more types that cause about 90% of genital warts cases. In boys and young men ages 9 to 26, GARDASIL helps protect against approximately 90% of genital warts cases.
GARDASIL also helps protect girls and young women ages 9 to 26 against approximately 70% of vaginal cancer cases and up to 50% of vulvar cancer cases.
Hmmmm... sepertinya para pria juga harus mewaspadai virus ini. Barangkali disuntik vaksin seperti ini terlalu ekstrim untuk pria, tapi bergaya hidup sehat seharusnya menjadi pilihan. Lebih bijak lagi kalau kita tidak perlu takut pada virus apapun. Selagi kita bergaya hidup sehat, gizi seimbang, olahraga dan istirahat cukup, serta tidak merokok dan berpikiran positif, rasanya tidak ada lagi yang perlu ditakutkan. Dan itu berlaku untuk semua. Akhirnya semuanya saya serahkan pada-NYA. Ini salah satu ikhtiar saya untuk menjaga rahim dan leher rahim tetap sehat agar saya bisa melahirkan anak anak yang sehat. Silakan mengernyitkan dahi bagi yang anti vaksin dengan alasan ini bualan wahyudi. Saya berpikir praktis dan cari aman, toh vaksinnya juga halal, semoga Allah melindungi. Aamiin. Semoga bermanfaat. Salam Halina Said
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H