Hari ini, pemprov DKI Jakarta mulai menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Kebijakan ini diambil setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat, dan untuk meminimalisir penyebaran virus corona yang terus mengancam sejumlah tempat di Indonesia, termasuk Jakarta. Berdasarkan data, jumlah masyarakat yang positif corona di Indonesia, mayoritas berasal dari Jakarta.
Sebelumnya, pemerintah sudah menghimbau agar melakukan social distancing, bahkan physical distancing. Namun yang terjadi masih banyak aktifitas di luar rumah dan akibatnya, angka masyarakat yang positif dan meninggal karena corona terus mengalami peningkatan.
Mungkin masih ada sebagian masyarakat yang menganggap remeh virus ini. Faktanya, virus ini telah membunuh banyak orang di berbagai belahan dunia lainnya, termasuk Indonesia.
Untuk melawan corona ini, tidak hanya bisa dilakukan satu orang, satu kota, ataupun satu negara saja. Karena penyebarannya sangat masif dan tidak bisa terlihat dengan mata telanjang, diperlukan langkah-langkah yang nyata dari semua pihak. Langkah apa yang dimaksud?
Yang paling mungkin dilakukan saat ini adalah berdiam diri di rumah. Dengan membatasi aktifitas di luar rumah, penyebaran virus bisa ditekan.
Ingat, penyebaran virus yang pesat ini, lebih banyak dipengaruhi oleh mobilitas yang tinggi dari masyarakat. Manusia tidak hanya bisa terpapar virus, tapi juga bisa menjadi pembawa virus jika imunnya kuat. Jika orang-orang disekitar yang imunnya kurang bagus, potensi tertempel atau terpapar virus bisa saja terjadi dari orang-orang disekitarnya. Untuk itulah, pembatasan manusia perlu dilakukan.
Per 9 April 2020, di Indonesia sudah ada 3.293 kasus positif, 280 meninggal dunia dan 252 sembuh. Sementara untuk seluruh dunia, sudah ada 1.485.981 kasus positif, 88.567 meninggal dunia dan 330.782 sembuh.
Dan angka-angka diatas masih berpotensi bertambah setiap menit, jam dan hari. Perlu gotong royong dari semua pihak untuk menghentikannya. Perlu bantuan semua pihak, dari masyarakat biasa hingga presiden, dari anak-anak hingga dewasa, harus bersama-sama memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini.
Semangat gotong royong ini sebenarnya bukan hal yang baru, dan sering kita lakukan dalam berbagai kondisi. Nilai-nilai kegotong royongan juga tercermin dalam Pancasila.
Untuk itulah, semangat saling membantu, saling peduli, saling tolong menolong antar sesama semestinya sudah bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Untuk itulah mari terus kita kumandangkan untuk meningkatkan gotong royong dalam menghadapi masa pandemic covid-19 ini.
Di sejumlah titik di Jabodetabek, sudah mulai banyak masyarakat yang berswadaya menyediakan tempat untuk cuci tangan disertai sabun, yang ditempatkan di tempat-tempat umum.