Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Belajar dari WNI Eks Isis, Jangan Mudah Terprovokasi Bujuk Rayu Apapun

Diperbarui: 16 Februari 2020   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih Bahaya ISIS - tempo.co

Belakangan wacana pemulangan orang Indonesia yang bergabung ke ISIS santer menjadi pembicaraan oleh semua pihak. Entah siapa yang memulai memunculkan isu ini. Ada beberapa sisi yang bisa jadi bahan introspeksi buat kita semua, terkait isu ini. Meski pemerintah sudah sangat tegas menyatakan tidak akan memulangkan mereka, ada satu hal yang bisa kita jadikan pembelajaran.

Salah satunya adalah jangan mudah terprovokasi bujuk rayu ajakan yang mengatasnamakan kepentingan apapun, termasuk kepentingan yang mengatasnamakan agama tertentu. Kenapa kita harus jeli dan tetap rasional dalam menyikapi setiap informasi yang ada? Orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS ini adalah salah satu contohnya. Mereka merupakan bukti yang nyata, betapa mudahnya mereka terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan.

Ketika itu ISIS diinformasikan menjadi sebuah solusi atas segalanya. Masyarakat yang bergabung akan ditanggung semua kebutuhan hidupnya. ISIS menyebarkan sebagai negara yang sangat mengedepankan kebersihan. ISIS juga menyatakan sebagai kelompok yang mengedepankan nilai-nilai agama. Lalu ISIS juga membangun sebuah opini semua pemerintahan di berbagai negara, termasuk Indonesia merupakan pemerintah kafir. Karena pembelokan informasi tersebut, banyak yang terprovokasi dan berbondong-bondong ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan ISIS.

Dan orang yang berbondong-bondong bergabung dengan ISIS itu, beberapa mulai menyadari bahwa janji manis ISIS itu tidak benar. Janji manis itu hanyalah bohong belaka. Beberapa tahun yang lalu, orang-orang yang merasa tertipu oleh ISIS ini berhasil pulang ke Indonesia, dan memberikan pengakuan yang mencengangkan. Para perempuan banyak dijadikan budak seks, yang dianggap sebagai jihad. Padahal, semuanya itu merupakan pembohongan dan pembodohan belaka.

Sementara, laki-laki muda dipaksa untuk mengangka senjata melakukan perang. Dan salah satu orang Indonesia yang pernah mengalami pengalaman tersebut adalah Febri Ramdana, remaja asal Indonesia yang sempat tinggal di Suriah. Pengalamannya tersebut dituliskan dalam sebuah buku berjudul '300 Hari di Bumi Syam'. Febri merupakan salah satu saksi sejarah, betapa banyaknya orang-orang yang menjadi korban bujuk rayu ISIS.

Tidak jarang ISIS mempengaruhi orang dengan mengutip ayat-ayat suci Al Quran. Salah satunya adalah ayat yang menganjurkan untuk pergi melakukan hijrah dalam Surah An-Nisa ayat 97. Disebutkan bahwa, "Dimana tertulis kewajiban untuk berhijrah apabila khilafah sudah tegak." Akibat pemahaman secara tekstual inilah, membuat banyak orang tertipu. Banyak suami membawa anak istrinya bergabung dengan ISIS yang dianggap telah mengibarkan kekhilafahan baru. Nyatanya setelah bergabung, semuanya itu tidak benar.

Mari kita bekali diri dengan literasi, agar kita bisa memilah mana yang benar dan mana yang bohong. Mari kita bekali dengan pemahaman agama yang benar, agar tidak mudah terpancing provokasi yang mengatasnamakan agama tertentu. Mari kita terus mengedepankan perdamaian, agar keberagaman di negeri ini tetap terjaga. Mari kita jadikan orang Indonesia yang bergabung ke ISIS ini sebagai pembelajaran bersama, betapa pentingnya menyerap informasi yang benar. Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline