Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Jangan Kotori Kercedasan dengan Virus Ilusi Kejayaan Masa Lalu

Diperbarui: 2 Februari 2020   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita Indonesia - jalandamai.org

Kita tentu masih ingat bagaimana sepak terjang ISIS di berbagai negara. Organisasi terorisme ini merupakan salah satu organisasi yang sering menebar kebencian dan teror. Tidak hanya di dunia maya, tapi juga dunia nyata. Dalam penyebaran propaganda, ISIS seringkali menggunakan ujaran kebencian, informasi bohong, serta janji-janji manis kepada para calon pengikutnya.

Semuanya didesai seakan benar-benar terjadi. Padahal semua itu nyatanya hanyalah ilusi semata. Mereka mendambakan khilafah bisa menjadi rujukan. Padahal, tidak ada satupun negara di dunia, bahkan termahsuk timur tengah sekalipun yang mengadopsi konsep khilafah tersebut.

Beberapa tahun kemudian, ISIS hancur. Para pengikutnya menyebar keberbagai negara untuk melakukan teror dengan berbagai cara. Hal ini membuktikan bahwa janji manis yang ditawarkan ISIS ketika itu hanyalah ilusi belaka. Tidak ada janji surga yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan. Tidak benar juga menegakkan agama Allah dengan cara menyakiti, menebar teror, apalagi menghilangkan nyawa orang lain. Akhirnya, banyak orang yang tersadarkan setelah ISIS hancur.

Ilusi yang berbeda, beberapa pekan lalu muncul di Indonesia dan menjadi perbincangan publik. Munculnya berbagai macam kerajaan aneh, yang menawarkan banyak janji manis berupa keuntungan ekonomi. Salah satunya kadala keraton agung sejagat, yang muncul di Purworejo, Jawa Tengah. Keraton ini mengklaim memiliki banyak asset di berbagai negara.

Sang raja dan ratu menawarkan gaji berlipat-lipat jika menyerahkan sejumlah uang untuk menjadi petugas kerajaan. Ironisnya, ada saja orang yang mau tanpa berpikir panjang. Kini, raja dan ratu kerajaan agung sejagat ditangkap oleh polisi.

Tidak hanya itu, beberapa pekan lalu juga muncul kerajaan Jipang di Blora, Sunda Empire di Bandung, kerajaan warteg bahagia di Depok, keseltanan selaco dan King of the King di Banten. Semuanya menawarkan berbagai janji manis berupa keuntungan ekonomi. Bagi anggota yang menyerahkan sejumlah uang, maka akan mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat dalam waktu singkat.

Mari kita gunakan akal dan pikiran pemberian Allah SWT dalam menyikapi hal ini. Tidak ada keuntungan ekonomi hanya dengan cara yang tidak masuk akal. Setelah ditangkap polisi dan menjalani sejumlah pemeriksaan, raja dan ratu keraton agung sejagat mengakui bahwa keraton yang mereka deklarasikan adalah fiktif.

Semuanya itu mengandung unsur pembohongan dan penipuan. Mari kita sikapi fenomena ini dengan arif dan bijaksana. Bekali diri kita semua dengan ilmu pengetahuan, agar kita tidak mudah percaya dan bujuk rasa pihak-pihak yang mengatasnamakan bagian dari kejayaan masa lalu.

Saat ini eranya sudah berkembang. Kejayaan masa lalu tak perlu diungkit dan dibangkitkan lagi. Di era yang serba modern ini, harusnya kita semua bisa saling bergandengan tangan untuk mengisi kehidupan ini dengan perilaku yang baik. Mari saling berangkulan, tidak hanya antar individu, tapi juga antar daerah, anta suku, bahkan antar negara. Hal ini penting agar perdamaian dunia tetap teraga. Salam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline