Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Lupakan Kebencian, Mohon Ampunan di Penghujung Ramadan

Diperbarui: 1 Juni 2019   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stop Kebencian di Bulan Ramadan - www.earnest.com

Di penghujung Ramadan ini, banyak pusat perbelanjaan menawarkan berbagai diskon. Di online, bahkan juga banyak yang menawarkan cicilan nol persen. Tingkat konsumsi masyarakat meningkat drastis. 

Apalagi setelah mendapatkan tunjangan hari raya (THR), suasana pusat perbelanjaan semakin dipadati banyak masyarakat dari mana-mana. Sementara, pada saat yang sama, sekelompok orang masih belum puas dengan hasil pemilihan presiden dan wakil presiden. 

Setelah menggelar aksi rusuh pada 21-22 Mei 2019, kondisi politik nasional masih panas. Ujaran kebencian masih tinggi. Padahal, saat ini masih di bulan suci Ramadan, yang semestinya diisi dengan berbagai perbuatan baik.

Tak terasa Ramadan sebentar lagi akan berakhir. Bulan suci yang penuh ampunan ini, akan berlalu. Di penghujung Ramadan ini, Allah SWT juga memberikan diskon besar-besaran. Di waktu 10 hari terakhir Ramadan, ada Lailatul Qadar. Barang siapa yang beribadah di malam Lailatul Qadar maka sama halnya beribadah selama 1000 bulan.  

Bayangkan, begitu besarnya diskon yang diberikan kepada kita umat muslim di penghujung Ramadan ini. Hanya saja, berapa banyak umat muslim yang memanfaatkan diskon dari Allah SWT ini? Kira-kira, orang lebih memilih diskon pusat perbelanjaan, tetap menebar kebencian atau sibuk beribadah dan berbuat baik di penghujung Ramadan?

Kenyataannya, di bulan Ramdan ini masih saja ada pihak-pihak yang secara sengaja menebar ujaran kebencian di dunia maya. Motifnya pun beragam. 

Ada yang karena alasan suka tidak suka, tapi juga ada yang dilandasi kepentingan yang lebih luas, yaitu politik. Lihat saja yang terjadi beberapa pekan belakang ini. Karena tidak terima dengan hasil penghitungan KPU, sekelompok orang menolak dan melakukan aksi unjuk rasa. 

Peringatan kepolisian yang mengatakan aksi tersebut rawan didomplengi pihak ketiga tetap tidak digubris. Alhasil, aksi pada 21-22 Mei 2019 kemarin berakhir rusuh dan membuat beberapa orang menjadi korban meninggal.

Kini, beberapa tokoh yang dianggap terlibat ditangkap oleh aparat keamanan atas dugaan makar. Sementara kondisi di masyarakat terus terbeluh, karena provokasi kebencian dan hoaks ternyata masih terus bermunculan. 

Apalagi proses gugatan salah satu paslon masih berjalan di Mahkamah Konstitusi. Banyak yang mengkhawatirkan keputusan MK akan melahirkan potensi konflik lagi seperti keputusan KPU.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline