Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Jaga Demokrasi dengan Toleransi, Bukan Provokasi

Diperbarui: 11 Mei 2019   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toleransi - www.atmosferku.com

17 April 2019 telah berlalu dan masyarakat telah menentukan pilihan. Suasana yang panas karena tarik menarik kepentingan politik, semestinya sudah tidak terjadi. Ketegangan di level masyarakat semestinya juga sudah mereda, setelah hari pencoblosan. Namun kenyataannya, sampai saat ini masih saja ada ketegangan diantara kedua pendukung.

Para elit dan tokoh politik juga masih terus mempersoalkan hal-hal yang tidak masuk diakal. Bahkan, ajakan untuk menggalang dukungan dengan turun ke jalan terus dilakukan, meski saat ini sudah masuk bulan Ramadan. Disaat mayoritas orang sibuk mendekatkan diri dengan Tuhan, beberapa pihak yang tidak terima dengan hasil perhelatan politik, masih sibuk dengan menebar provokasi kebencian dan kebohongan di dunia maya.

Menebar perdamaian di bulan suci sama halnya berlomba berbuat kebaikan. Bukankah dalam Islam kita juga dianjurkan untuk berlomba berbuat kebaikan? Apakah menebar kebencian ataupun kebohongan dianjurkan oleh ajaran agama?

Bahkan dalam adat istiadat suku-suku yang ada di Indonesia pun, tidak ada satupun suku-suku yang mengajarkan untuk menebar kebencian antar sesama. Yang ada justru saling harmonis hidup berdampingan dalam keragaman. Itulah keindahan Indonesia yang sesungguhnya. Keindahan alam berpadu dalam keindahan budaya inilah yang membedakan negara kesatuan republik Indonesia dengan negara lain.

Saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia sedang melakukan puasa. Ya, karena mayoritas masyarakat Indonesia memilih menjadi muslim. Bahkan, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Dan seorang muslim di bulan Ramadan, akan berlomba-lomba mencari berkah Ramadan dengan memperbanyak berbuat baik, dan banyak mendekatkan diri dengan Tuhan.

Ramadan merupakan bulan untuk menghapuskan segala dosa. Jika di bulan yang suci ini, sebagian muslim justru menebar kebencian dan kebohongan, dan menjauhkan dari dari perilaku baik sungguh sangat disayangkan. Bulan suci tidak harus dihiasi dengan provokasi. Jangan kotori Ramadan dengan segala bentuk yang meresahkan.

Persoalan politik, semestinya tidak harus sampai memicu terjadinya konflik di tingkat masyarakat. Pada tanggal 22 Mei 2019 mendatang, KPU akan segera menetapkan presiden dan wakil presiden terpilih. Siapapun yang ditetapkan, kita harus menerima. Karena pasangan calon tersebut terpilih dari proses demokratisasi yang kita lalui bersama.

Mari kita hormati demokratisasi yang sudah ada dengan tetap saling menghargai dan menghormati. Mari kita sikapi pesta demokrasi ini dengan menunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Dan bulan suci Ramadan akan lebih bermakna, jika tidak ada provokasi atas kepentingan apapun. Mari jaga demokrasi dengan tetap mengedepankan toleransi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline