Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Mencegah Provokasi Bibit Kekerasan di Medsos Pasca ISIS Tumbang

Diperbarui: 6 April 2019   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stop Radikalisme - aceh.tribunnews.com

ISIS telah dinyatakan kalah. Basis kekuatannya di Irak dan Suriah yang dulu sempat mereka kuasai, berhasil direbut kembali oleh militer setempat. Fakta ini tentu membuat kita semua lega. Harapannya, tidak lagi ada aksi teror yang seringkali dilakukan oleh para simpatisan ISIS. 

Namun, kalahnya ISIS nampaknya tidak sepenuhnya juga langsung menghilangkan paham kekerasan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, ISIS begitu aktif menebarkan propaganda radikalisme di dunia maya. 

Mereka tidak hanya berhasil menarik para jihadis berangkat ke Suriah, tapi juga berhasil memprovokasi orang untuk melakukan serangkaian aksi teror.

Ujaran kebencian yang masih marak terjadi di tahun politik ini, bisa berpotensi memperkuat bibit radikalisme dalam diri setiap individu. Memelihara kebencian dan terus melampiaskan kepada orang lain, hanya akan membuka ruang intoleransi yang bisa memicu terjadinya konflik. 

Penyebaran ujaran kebencian ini, sudah terjadi sebelum memasuki tahun politik. Dan nyatanya, hingga saat ini penyebaran ujaran kebencian telah menyatu dengan penyebaran berita bohong. Karena itulah, harus ada upaya pencegahan yang nyata dari semua pihak, agar hate speech dan hoaks tidak terus memperkuat bibit intoleransi dalam setiap diri masyarakat.

Kenapa kita harus memberi perhatian terhadap hoaks dan ujaran kebencian ini? Karena karena provokasi itulah yang bisa membangkitkan jaringan teroris masih ada di Indonesia. 

Tak dipungkiri, ada banyak orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah, dan bisa jadi saat ini sudah ada di Indonesia. Ketika provokasi bernuansa SARA terus dimunculkan, kelompok yang tidak berpikir panjang ini, bisa sewaktu-waktu muncul dengan cara apapun. Untuk itulah, menjaga ucapan dan perilaku agar tidak terprovokasi menjadi penting dilakukan.

Ingatlah bahwa kita adalah makhluk ciptaan Tuhan, yang memiliki akal dan perasaan. Yang bisa merasakan sakit, sedih, dan saling membutuhkan antar sesama. Ingatlah bahwa kita adalah masyarakat Indonesia, yang mempunyai nilai-nilai kearifan lokal yang terbukti mampu menyatukan berbagai keragaman yang ada. 

Dan nilai-nilai itulah yang kemudian diadopsi dalam sila-sila Pancasila yang menjadi dasar negara ini. Juga ingatlah bahwa keragaman yang ada di negeri ini, merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita semua, yang patut kita jaga dan lestarikan.

Mari kita terus mengingatkan, akan pentingnya implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita ingatkan pula tentang bahayanya propaganda radikalisme, jika kita hanya diam dan pasif. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline