Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Demokrasi Harus Bisa Merangkul Keberagaman

Diperbarui: 29 Juni 2018   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrasi Indonesia - padamu.net

171 daerah di Indonesia baru saja menggelar pesta demokrasi. Berdasarkan hasil penghitungan cepat, para pemimpin yang diperkirakan akan memimpin selama 5 tahun kedepan sudah terlihat. Kini, tinggal menunggu penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU), untuk menetapkan pemimpin terpilih.

Bagi para paslon yang tidak lolos dalam perhelatan pilkada, diharapkan juga bisa menerima kekalahan. Pada pendukung juga harus bisa move on, dan tidak lagi mempersoalkan si A atau si B. Setelah pilkada. Pemimpin terpilih adalah pempin buat semua. Dan semua harus bisa menerima kepemimpinan yang lahir dari hasil proses demokrasi ini.

Jika kita melihat dari pengalaman yang ada, seringkali para oknum elit politik, memanfaatkan oknum tertentu untuk menebar kebencian. Tak jarang diantara mereka membayar pihak tertentu, untuk menyebarkan berita bohong, demi menjatuhkan elektabilitas paslon yang lain.

Akibat maraknya berita bohong inilah, dikhawatirkan bisa mengancam toleransi dan kerukunan yang ada. Indonesia adalah negara yang sangat menghormati keberagaman, jangan sampai negara yang indah ini hancur karena ucapan dan perilaku para oknum yang tidak berpihak pada NKRI.

Keberagaman di Indonesia harus tetap dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus. Tidak boleh ada pihak yang saling membenci, memaki dan mencaci. Semua pihak harus saling menghormati, merangkul perbedaan yang ada. Ibarat taman bunga, Indonesia adalah sebuah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga warna-warni. Jika bunga yang beraneka ragam warna ini tetap djaga, maka akan melahirkan perpaduan warga yang sangat indah. 

Begitu juga dengan Indonesia. Mempunyai beraneka ragam suku dan budaya yang berbeda. Jika keberagaman suku dan budaya itu tetap terjaga, tentu akan melahirkan keindahan kebudayaan yang ada. Karena Indonesia dipenuhi keberagaman, setiap orang yang tinggal di Indonesia, juga harus mau menghormati dan menjaga keberagaman tersebut. Tak terkecuali pemimpin yang terpilih melalui pesta demokrasi seperti pemilihan kepala daerah, pemilihan presiden dan wakil presiden, serta pemilihan legislatif.

Demokrasi harus bermanfaat untuk masyarakat luas. Dari rakyat untuk rakyat. Pemimpin yang terpilih juga harus untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan kelompok. Pesta demokrasi tidak boleh melahirkan kebencian baru, yang bisa memicu lahirnya paham intoleransi dan radikalisme. Ketika intoleransi dan radikalisme terus menguat di Indonesia, dikhawatirkan akan memicu terjadinya praktek terorisme. Seperti kita tahu, terorisme masih menjadi ancaman berbagai negara, termasuk Indonesia.

Untuk itulah, menjaga demokratisasi di Indonesia tetap sehat menjadi kewajiban buat kita semua. Dengan demokrasi tetap terjaga, maka segala bentuk penghormatan terhadap kemanusiaan akan tetap terjaga. Semoga pilkada damai yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pada tahun 2018 ini, bisa jadi pembelajaran bersama buat kita semua. Pesta demokrasi jangan sampai melahirkan kebencian baru, tapi harus tetap melahirkan keharmonisan dalam berbagai keberagaman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline