Lihat ke Halaman Asli

Halim Pratama

manusia biasa yang saling mengingatkan

Bom Surabaya dan Kabar Damai yang Harus Disiarkan

Diperbarui: 13 Mei 2018   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Kompas.com

Tak dinyata kota yang sering kita sebut sebagai kota Pahlawan itu menjadi salah satu target serangan teroris pada Minggu (13/5/2018) pagi ini. Kota ini dikenal dengan budaya AREK yang punya karakter terbuka, jujur dan apa adanya. Bila kita telisik, bahasanya yang dipakai (bahasa pergaulan) memang terkesan kasar, tetapi hati masyarakatnya penuh dengan kebaikan dan peduli terhadap sesama. Bahasa kasar itu sekadar olak-olok yang mencerminkan keakraban dan persaudaraan.

Kotanya adalah kota perdagangan, kota kedua terbesar setelah ibukota Indonesia, Jakarta. Memiliki luas sekitar 350,54 km dan penduduknya sekitar 3 juta jiwa adalah kota pluralis. Meski berbeda dengan Jakarta sebagai melting poin, namun kota itu adalah pertemuan antara banyak budaya; Jawa, Madura, Bali, Makassar dan beberapa lainnya. Meski sebagian besar penduduknya beragama Islam, namun kota itu amat ramah terhadap pemeluk agama lain, seperti Kristen,  Katholik, Budha, Kong Hu Cu dan Hindu.

Kota itu penuh dengan pesan perdamaian. Satu pihak akrab dengan pihak lain, saling menghargai sebagai sebuah warga kota dan individualism nyaris tak berkembang dengan baik di kota ini. Umat Kristiani menghargai umat Muslim termasuk ketika beribadah puasa. Begitu juga umat Muslim menghargai agama lain dengan kesopanan yang tidak dibuat-buat.

Kedamaian yang diperlihatkan oleh warga Surabaya adalah kedamaian pada tataran nyata bukan tataran konsep. Seorang tukang becak rela berbaur membantu seorang pedagang yang ditabrak di jalan dan menyelamatkannya sampai klinik terdekat. Surabaya adalah kota dengan warga negara keturunan yang bisa berbicara bahasa Jawa dengan baik dan berperilaku sopan. Kedamaian itu pada tataran tingkah laku dan buka tataran teori. Singkat kata, kota itu penuh dengan orang-orang baik dan saling peduli.

Ketika bom meledak, banyak orang kaget luar biasa. Orang-orang yang pernah hidup dan dibesarkan di kota ini tentu tak pernah menyangka teroris akan tega mengoyak kota yang hidup dengan damai dan tenang ini. Serta merta orang Surabaya apapun agama dan budaya, mengutuk dengan keras terorisme dan kekerasan yang hinggap di kota penuh damai ini.

Beberapa hari lagi kita sampai pada bulan suci Ramadan. Sebuah bulan berkah yang diyakini banyak menyediakan pahala berlipat ganda pada orang yang melakukan kebajikan, bukan kekerasan dan ujaran kebencian terhadap sesama. Hendalah di bulan suci ini kita mengabarkan kabar damai, bukan kabar kekerasan. 

Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline