Lihat ke Halaman Asli

Abdul Khalim Mubaroq

Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta Ilmu Komunikasi

Kenapa Kita Harus Peduli Politik?

Diperbarui: 16 Februari 2024   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

KENAPA KITA HARUS PEDULI POLITIK?

Di usia saya yang menuju 21 tahun ini, saya mulai merenung, betapa singkatnya hidup ini. Jika diasumsikan usia harapan hidup masyarakat kita adalah 60 tahun, berarti hampir separuh perjalanan hidup saya lalui, disebut separuh itupun jika saya sehat sampai usia 60 tahun. Jujur sekali, cita-cita saya sekarang tidak muluk-muluk, saya hanya menjadikan diri saya alat yang bisa dipergunakan oleh siapapun yang ingin membawa kebaikan. Di sisa-sisa usia saya, saya sudah berusaha membersihkan ambisi-ambisi pribadi, saya hanya ingin memberikan kontribusi terbaik saya untuk masyarakat luas. Saya ingin membuat perubahan sistemik di masyarakat.

Pemikiran yang ada di benak saya sekarang, saya harus belajar lebih keras, karena semakin luas wawasan saya, semakin banyak orang yang bisa saya bantu, semakin luas pengetahuan saya, semakin banyak masalah yang bisa saya selesaikan, semakin besar kapasitas dan kompetensi diri saya, semakin banyak kontribusi yang bisa saya dedikasikan dan semakin banyak inovasi yang bisa saya lahirkan.

Saya yakin, bukan hanya saya saja yang memiliki perasaan dan cita-cita itu. Banyak diantara kita ingin memberikan manfaat dan menghadirkan perubahan yang lebih baik untuk banyak orang dalam singkatnya usia kita. Ada yang memilih menjadi pengusaha dengan tujuan membuka lapangan kerja untuk banyak orang dan membahagiakan orang yang dipimpin. Ada yang memilih menjadi pegiat sosial dan melakukan banyak program sosial kemasyarakatan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat.

Tiga sektor yang saya yakini bisa merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih baik adalah sosial, ekonomi, dan politik. Namun, diantara ketiga sektor itu, tidak ada yang memiliki tentakel, tangan, dan sumber daya yang lebih kuat dari politik yang mampu melakukan perubahan besar di masyarakat. Politik adalah salah satu cara terbaik melakukan perubahan besar di masyarakat.

Sektor ekonomi dan sosial memiliki keterbatasan, keduanya mampu melakukan perubahan lewat sumber daya terbatas yang dimiliki. Sebesar apapun itu, tak mampu mengalahkan sumber daya yang dimiliki negara. Sektor ekonomi dan sosial berbeda dengan sektor pemerintah yang merupakan representasi dari sektor politik. Pemerintah memiliki kemampuan membuat aturan untuk mencegah hal-hal buruk terjadi di masyarakat, pemerintah memiliki kemampuan untuk menghasilkan inovasi yang sangat massive, berdampak, dan berkelanjutan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat.

Saya yakin, 1 tanda tangan lebih berpengaruh daripada 1.000 orang berteriak di jalan. Jika anda melihat ada hal yang sangat buruk terjadi di tengah-tengah masyarakat, sebagian dari anda akan memilih turun ke jalan dan menyuarakan aspirasi anda. Tapi sadarkah anda, betapa mudahnya anda mencegah hal-hal buruk itu terjadi, jika anda menjadi pemimpin dan berada di lingkaran pemimpin.

Namun, sayangnya sering kali kita saksikan, banyak politisi yang masuk ke dunia politik dengan nafsu kekuasaan dan kedudukan. Mengajar jabatan sekedar untuk kepuasan, pembuktian, ego pribadi, atau status sosial. Ya, hari ini kita rindu, politisi-politisi jernih, tulus, ikhlas, yang melakukan semua perjuangan politik bukan untuk kepentingan pribadi, apalagi sekedar recehan rupiah. Seperti pesan salah seorang tokoh, cinta kedudukan dan popularitas adalah nafsu yang paling lama bersemayam di hati manusia. Ya, politisi harus menjaga diri, menjaga niat, memastikannya suci, jernih, dan bersih.

Puluhan orang mengatakan kepada saya, bahwa ia tidak peduli politik, tidak peduli pemilihan umum, dan tidak peduli siapa yang menang pemilihan presiden. Orang sering mengatakan "Jangan peduli politik, tidak ada pengaruhnya buat kehidupan kita." Saya sangat tidak sepakat dengan pemikiran itu, selain terdengar sangat egois, pemikiran itu juga kurang tepat. Kenapa? Karena harga beras yang kita beli hari ini tergantung keputusan politik, lapangan kerja untuk anak-anak kita hari ini juga tergantung keputusan politik, akses layanan kesehatan yang digunakan keluarga kita juga tergantung keputusan politik, dan kualitas pendidikan untuk anak-anak kita juga tidak lepas dari keputusan politik. Oleh karena itu, jangan buta politik. Ini bukan sekedar kontestasi politik, tapi ini soal perjuangan harga sembako yang murah, lapangan kerja yang mudah, ini soal keadilan hukum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline