Lihat ke Halaman Asli

Untukmu Jambi, Sampai Kapan Tetap Begini?

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagai kota mati tak berpenghuni

Dengan pemimpin yang tak tau diri

Masyarakat yang sibuk dengan diri sendiri

Harga diri yang mulai mati

Penggalan puisi diatas adalah potret yang sangat miris, bagaimanamungkin semua itu dapat terjadi di negeri Jambi yang dikarunia denga sumber daya alam yang melimpah Dengan kondisi suhu udara berkisar antara 23 °C sampai dengan 31 °C dan luas wilayah 53,435 km2 di antaranya sekitar 60% lahan merupakan kawasan perkebunan dan kehutanan yang menjadikan kawasan ini merupakan salah satu penghasil produk perkebunan dan kehutanan utama di wilayah Sumatera. Kelapa sawit dan karet menjadi tanaman perkebunan primadona dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 400.168 hektar serta karet mencapai 595.473 hektar. Sementara itu, nilai produksi kelapa sawit sebesari 898,24 ribu ton pertahun. Hasil perkebunan lainnya adalah karet, dengan jumlah produksi 240,146 ribu ton per tahun, kelapa dalam (virgin coconut) 119,34 ribu ton per tahun, casiavera 69,65 ribu ton per tahun, serta teh 5,6 ribu ton per tahun. Sementara produksi sektor pertanian yang dihasilkan oleh kawasan bagian barat Provinsi Jambi yaitu beras kerinci, kentang, kol/kubis, tomat dan kedele.

Belum lagi Potensi kekayaan alam di Provinsi Jambi adalah minyak bumi, gas bumi, batubara dan timah putih. Jumlah potensi minyak bumi Provinsi Jambi mencapai 1.270,96 juta m3 dan gas 3.572,44 milyar m3. Daerah cadangan minyak bumi utama di struktur Kenali Asam, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Batanghari dengan jumlah cadangan minyak 408,99 juta barrel. Sedangkan cadangan gas bumi utama di Struktur Muara Bulian, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah cadangan 2.185,73 milyar m3.

Dengan sumber daya yang melimpah seharusnya dapat menjadikan jambi sebagai provinsi yang kaya raya, pembangunan yang tumbuh dengan cepat. Tapi sayang Kenyataannya justru berbanding terbalik dengan semua itu, lihat saja salah satu kecamatan sungai bahar sampai sekarang akses jalan tetaplah buruk, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, hanya ada satu rumah sakit yang dengan peralatan medis jauh dari kata layak untuk satu kecamatan dengan luas daerah Luas Wilayah 1000 Km2 dan Penduduk ± 75.000 Jiwa dan dengan akses jalan yang sangat buruk, terdapat beberapa desa yang sampai sekarang belum ada listrik, hanya ada satu POM bensin. Melihat buruknya kondisi tersebut akan terbayang masyarakat yang berpendapatan rendah dan dengan gaya hidup yang menengah kebawah. Tapi nyatanya tidak demikian masyarakat di daerah tersebut hidup dengan sangat berkecukupan, dengan gaya hidup mewah dan dengan penghasilan kelapa sawit yang tinggi. Tapi sibuk dengan memperkaya diri tanpa peduli dengan kemajuan daerahnya.

Semoga semua ini cepat berlalu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline