Lihat ke Halaman Asli

Halimahtus Sahdiah

Teknisi Laboratorium

Cek Kadar Vitamin C dan Sifat Antioksidan Minuman Kemasan Menggunakan Titrasi Iodometri dan UVVS Spectroskopi DPPH

Diperbarui: 11 September 2024   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dewasa ini tingkat kepedulian terhadap kesehatan semakin meningkat, salah satunya mengenai efek radikal bebas terhadap kesehatan. Radikal bebas merupakan suatu senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh dan merusak sistem imunitas tubuh. Radikal bebas tersebut dapat timbul akibat berbagai proses kimia yang kompleks dalam tubuh, polutan lingkungan, radiasi zat-zat kimia, racun, makanan cepat saji,dan makanan yang digoreng pada suhu tinggi. Jika jumlahnya berlebih, radikal bebas akan memicu efek patologis. Oleh sebab itu pembentukan radikal bebas harus dihalangi atau dihambat dengan yang kita kenal yaitu antioksidan. Antioksidan dapat berupa molekul yang kompleks seperti superoksida dismutase, katalase dan peroksiredoksin, maupun berupa senyawa sederhana yaitu glutation, vitamin (vitamin A, C, E dan -karoten) dan senyawa lain (seperti flavonoid,albumin, bilirubin, seruplasmin dan lain-lain). Vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagai antioksidan yang menetralkan radikal bebas didalam darah maupun cairan . Vitamin C selain dapat berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mengurangi resiko kanker payudara, kolon, rektum, dan paru-paru . Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak, eksposur oksigen, pemanasan yang terlalu lama dengan adanya oksigen, dan eksposur terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C makanan.

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat mengonsumsi vitamin C menyebabkan munculnya banyak produk minuman kemasan mengandung vitamin C dari yang kadar rendah hingga kadar tinggi. Jenis varian minuman kemasan vitamin C kadar tinggi pun semakin beragam salah satunya varian mengandung gula (with sugar) dan varian tanpa gula ( less sugar ). Beberapa penelitian menunjukkan perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak tanaman yang mengandung vitamin C dengan variasi pemberian gula. Namun pada bahan -- bahan ekstraksi tentu saja banyak faktor yang mempengaruhi hasil pengujian, untuk memastikan bahwa gula dapat berperan dalam aktivitas antioksidan suatu bahan maka dicoba dilakukan pengujian kadar dan sifat antioksidan pada sampel minuman kemasan yang mengandung gula dan tidak mengandung gula.

Pengujian aktifitas antioksidan ini dapat dilakukan dengan cara mengukur kadar vitamin C menggunakan metode titrasi iodometri, metode ini juga paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak memerlukan peralatan laboratorium yang canggih . Titrasi iodometri merupakan jenis reaksi redoks yang mengukur jumlah iodin yang tersisa dari hasil reaksi redoks antara vitamin C dengan reaktan. Selain dengan penentuan kadar, aktifitas antioksidan juga dapat ditentukan dengan pengujian terhadap DPPH , yaitu 2,2 Difenil -1- Pikrilhidrazil sebuah senyawa yang dapat bersifat radikal bebas. DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau bahan alam. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang 517 nm dengan warna violet yang gelap. Senyawa antioksidan akan bereaksi dengan radikal DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen dan menyebabkan peluruhan warna DPPH dari ungu menjadi kuning yang diukur pada panjang gelombang 517 nm. Parameter dari metode DPPH ini adalah nilai inhibition concentration 50% (IC50) atau konsentrasi yang dapat meredam aktivitas radikal bebas sebesar 50%. Metode ini sering dipilih sebagai metode pengujian aktivitas antioksidan karena sederhana, mudah, cepat, peka dan memerlukan sedikit sampel.

Menggunakan metode titrasi iodmetri kadar vitamin C varian mengandung gula adalah sebesar 987,36 mg mendekati kadar pada etiket kemasan yaitu 1000 mg sementara varian tanpa gula sebesar 609,84 mg yaitu mengalami penurunan 40% dari kadar pada etiket kemasan. Dan hasil pengujian aktifitas antioksidan menggunakan metode spectroscopy UVVIS -- DPPH menunjukkan hasil IC 50 varian mengandung gula sebesar 7 ppm dan varian tanpa gula sebesar 21 ppm. Sehingga dapat disimpulkan keberadaan gula pada minuman kemasan memiliki potensi mencegah vitamin C teroksidasi sehingga dapat mempertahankan kadar dan sifat antioksidannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline