Lihat ke Halaman Asli

Halimah Tussyadyah

Halimah Tussya’dyah S.Ked

Dilema Pemecatan Dokter Terawan dan Munculnya Petisi “Save Dokter Terawan”

Diperbarui: 29 April 2022   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemberhentian mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menuai pro dan kontra. Pasalnya, usai dipecat permanen, dukungan terhadap Terawan muncul lewat petisi daring yang berjudul "Save dr. Terawan dari sanksi pemecatan".

Tak hanya itu, banyak politisi pasang badan membela Terawan. Menurut mereka, pemecatan dokter tantara tersebut tidak sah. Misalnya Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Sufmi Dasco menyebut pemecatan Terawan menimbulkan kegaduhan. 

Politisi Partai Gerindra bahkan akan meminta kepada pihak Kepolisian untuk menyelidiki oknum yang membuat kegaduhan ini, untuk kemudian diproses secara hukum. Karena kejadian-kejadian seperti ini tidak boleh terulang. Hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh organisasi, namun dilaksanakan oleh orang-orang.

Senada, Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena menyebut dokter Terawan adalah dokter yang banyak membantu dan memberikan pelayanan kesehatan. Jadi jangan sampai kepentingan publik atau rakyat yang ingin berobat jadi terganggu.

DPR pun bergegas dengan meminta klarifikasi IDI soal pemecatan Terawan dalam Rapat dengar pendapat Komisi IX DPR dengan IDI yang rencananya digelar Selasa (29/3/2022) pukul 13.00 WIB. Namun, IDI meminta acara tersebut ditunda lantaran sedang menyelesaikan dokumen hasil Muktamar IDI ke 31 di Aceh. 

Seluruh jajaran Pejabat dan Politisi Membela tidak hanya di kalangan Senayan yang membela Terawan, Menkopolhukam Mahfud MD pun langsung memberi testimoni tentang kemanjuran metode Terawan dalam mengatasi stroke, yakni metode ‘cuci otak’ atau Digital Subtraction Angiography (DSA).

Dr.Terawan yang dikenal di seluruh mancanegara sebagai dokter yang mengatasi stroke dengan metode “Brainwash” atau cuci otak dan sangat berhasil, berbagai pasien sangat takjub akan metode yang dilakukan oleh beliau. 

Bahkan Dr. Terawan memberitahukan kepada seluruh pasiennya yang ingin melakukan pengobatan dengan beliau harus datang langsung ke Indonesia. 

Menurut penulis hal ini sangat menguntungkan bagi negara, karena dengan datangnya turis asing atau mancanegara dapat menambah devisa negara. Tapi sangat disayangkan ketika IDI mengumumkan bahwa Dr.Terawan akan dipecat lantaran melanggar kode etik kedokteran.

Mahfud MD menjadi salah satu pasien yang pernah melakukan pengobatan kepada Dr. Terawan dan beliau mengatakan bahwa pernah dua kali cuci otak atau DSA ke dokter Terawan, yakni, ketika masih ketua MK sekitar tahun 2011 dan pada tahun 2017. Beliau membuktikan bahwa hasilnya bagus, keluhan langsung hilang. Sehingga Mahfud MD sampai dua kali dan yang kedua mengajak istri.

Selain pernah terapi dengan dokter Terawan, Mahfud juga mendapat suntikan vaksin Nusantara yang dicetuskan oleh Terawan. Mahfud mengaku usai mendapat vaksin Nusantara, imun tubuhnya meningkat. Eks Ketua MK itu bukan orang pertama yang memberikan testimoni. Sebelumnya, banyak tokoh hingga presiden juga memberikan testimoni serupa saat Terawan direkomendasikan dipecat pada 2018.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline